25/08/13

Kebersamaan Saat Lebaran

Lebaran tiba ada tradisi unik saatlebaran tiba iyalah mudik, segala masyarakat dari berbagai kalangan yang awalnya meninggalkan kampung halaman untuk merantau atau menetap di kota lain akan meninggalkan segala aktifitasnya untuk mudik ke kampung halaman. Mudik menjadi ajang berkumpul bersama keluarga besar, mungkin karena libur di hari raya ini lumayan panjang sehingga mereka tidak kecapean di jalan namun juga harus mengalami pusingnya kemacetan dan berdesak-desakan saat mudik. Setelah kakek ku meninggal tradisi mudik hanya dilakukan oleh bapak kadang dengan adek atau denganku dan itu juga untuk nyekar ke makam orangtua bapak yang keduanya sudah meninggal. Bapak mudik satu hari setelah lebaran karena biasanya pas di hari lebaran banyak tetangga yang datang ke rumah jadi tidak mungkin untuk ditinggal pergi (pastinya orang-orang yang datang akan mengabsen siapa anggota keluarga yang gak ada, bisa capek jawab donk). Walaupun di desa masih ada sodara-sodara kandung bapak namun mereka tidak merayakan lebaran karena seluruh sodara bapak beragama Katolik, jadi tradisi dari keluarga bapak saat lebaran dan natal. Meski tidak merayakan, berada di rumah bu dhe capek juga salaman karena tetangga yang datang untuk halal bihalal datang silih berganti tak putus-putus. Ya karena keluarga bu dhe juga salah satu orang yang disegani jadi hampir satu desa hilir mudik bergantian datang ke rumah. Tradisi yang masih terjaga meskipun jaman sudah berubah, dan satu ciri orang-orang desa yaitu antar tetangga rukun dan saling mengenal bahkan orang-orang di kampung sebelahpun masih pada kenal nah inilah yang tidak dijumpai di kota apalagi di perumahan-perumahan elit.

Seperti tradisi lebaran di tahun sebelumnya setelah menjamu tetangga dan sodara yang datang ke rumah untuk halal-bihalal, aku, ade dan ibu pergi ke rumah bu dhe kakak kandung ibu (kebetulan ibu hanya dua bersodara) yang tinggal tidak begitu jauh dari rumah. Di rumah bu dhe sungguh meriah karena budhe anak dan cucunya banyak, bahkan bu dhe sudah punya cicit dari cucunya yang pertama (biasa nikah muda). Rameee... apalagi keluarga bu dhe pada cerewet semua aaah jadi pusing dah dengernya pada ngoceh semua sampe bingung mau dengerin yang mana.

Ini dia yang unik setiap lebaran keluarga bu dhe selalu merencanakan piknik pergi jalan-jalan, entah ke laut, mancing, makan atau apa sajalah yang jelas pergi bareng-bareng. Tak kecuali lebaran kali ini, karena jumlah keluarga yang banyak jika menggunakan mobil tidak cukup makanya biasanya menyewa angkutan umum agar muat banyak dan ngirit biaya juga. Jangan tanya kalau jalan-jalan aku pastinya tak pernah absen tentunya ibu juga ikut, namun kali ini adeku yang cewek dan putra juga ikut, yaa tujuan awal adeku cuma ingin ngajak muter-muter putra seh sebenarnya. Ibu ikut rombongan bu dhe naik mobil sewaan sedangkan aku adeku dan putra boncengan naik motor, ada juga yang menggunakan motor karena mobilnya tidak cukup terlalu banyak anak kecil. Kali ini tujuannya ke Goa Kreo, jalan tidak sepadat tahun kemaren dan ternyata sebelum singgah ke tujuan awal kita pergi ke tempat pemancingan Sikopek yang terletak di Gunung Pati Semarang.

Kolam Renang
Jalan yang naik turun dan sempit, melewati hutan-hutan dan desa yang masih asli, akhirnya sampe juga ke tempat pemancingan Barokah Sikopek. Wooow pengunjungnya bejubel bahkan tempat yang buat mancing pun seakan tak ada sela penuh sesak apalagi tempat untuk memesan makanan antri panjang buanget. Hadah mau makan ikan saja kaya antri sembako, karena tujuan kita kesini bukan untuk makan makanya tak perlu antri cukub beli tiket masuk ke wahana permainan unuknya disini beli tiketnya tak sesuai jumlah yang ikut, nah kan bingung....???!! inilah uniknya tiket langsung di kasihkan penjaga dan kita semua bisa masuk tangan mendapatkan cap tanda masuk tanpa halangan. Di wahana permainan sama saja penuh sesak seperti di area pemancingan langsung saja cari tempat yang teduh dan tikarpun di gelar. Anak-anak langsung berkeliaran menuju wahana yang mereka suka sedangkan yang lain duduk-duduk berbincang-bincang sambil makan bekal yang dibawa.  


Wah sungguh menggelikan dan pastinya kalian gak akan mengira bekal apasaja yang dibawa. Kalau tahun lalu bekal yang dibawa nasi opor dan jajan lebaran, kali ini kita membawa satu karton pop mie, lalu masaknya bagaimana......??? tenang saja karena 3 termos air panas tak ketinggalan. Hahahaha...., itu bukan seberapa karena masih ada beberapa macam roti, air sirup dalam galon kecil, es batu wah pokoknya komplit dan di jamin kagak bakalan kelaparan deh pergi sama mereka. Kalian bingung ya bawanya bagaimana....??! tenang saja karena semuanya ditaru dalam tas belanja kepasar punya ibu-ibu. Coba deh bayangin bagaimana rempongnya membawa makanan dengan pasukan yang sebegitu banyaknya apalagi anak-anaknya sudah diatur pula. Malah saat acara makan tiba air panasnya kurang sehingga mesti beli dulu deh, dan satu demi satu mie dibuat kalau ngumpul begini makan apasaja berasa enak. Mie satu dos pun habis tak tersisa bahkan ada yang gak kebagian.

Disinilah keseruan itu muncul, kebersamaan yang sangat jarang bisa dijumpai. Melupakan segala aktifitas untuk bercanda bersama keluarga dan kerabat menjadi hal yang sangat berharga. Walaupun rumahku dan bu dhe tidak begitu jauh tapi aku juga jarang maen kesana dan mereka juga jarang main kerumah aku. Hanya ibu saja yang sering main kesana, itu juga mampir saat belanja kalo ga ya pak dhe yang main ke rumah dan ngobrol-ngobrol dengan bapak. Bu dhe juga sudah sakit-sakitan dan kepayahan untuk jalan jauh.

Kebersamaan membuat cerita tersendiri dan menjadikan semuanya berarti. Kebahagiaan itu sederhana dan juga kita sendiri yang buat, jadi buatlah memori kebahagiaan sepanjang hidup kita jangan hidup hanya diisi dengan galau ya. Bersyukur dengan apa yang ada walau itu tak mudah namun jika belajar membiasakan semuanya akan mengalir dengan sendirinya, dan aku sudah buktikan itu walau masih belajar tapi dampaknya sangat luar biasa. Hidup adalah belajar jadi jangan pernah berhenti ya. (L)


Maaf lahir batin yaa.... salam 


0 komentar:

Posting Komentar