24/03/19

Penggalan Kenangan ; Anak Kos


Bersih-beraih file, tak sengaja nemu foto masalalu. Melihat foto ini masih bisa kurasakan bagaimana kuatnya terjangan ombak, sekuat tenaga kaki mencari posisi untuk menopang tubuh agar tak goyah dengan hantaman ombak namun tetap saja suatu ketika akan jatuh juga disaat kaki dirasa kuat karena berkali-kali tak goyah dengan serangan ombak yang bertubi-tubi namun nyatanya lelah yang tak disadari menumbangkannya. Laut terlihat cantik ketika buih ombak datang menghampiri tepi dan menghantam batu karang yang membuat percikan air. Untuk bisa bertahan harus memuliki tenaga dan strategi, jangan mengikuti arah ombak yang menuju tepi namun, posisikan kaki untuk menghadap samping sedikit melebar dengan begitu ombak tak akan mudah menjatuhkan dan menyakiti tubuh yang terjelembab kebawah.

Tidak semua orang bisa bertahan berdiri kokoh dalam terjangan ombak karena ketidak siapan dan tidak tahu bagaimana cara untuk bertahan, namun ketika jatuhpun tak perlu menyalahkan ombak kitalah yang tak siaga padahal sudah mengetahui laut dan ombak tak terpisahkan (seperti aku dan kamu), ketika memutuskan untuk bermain dengan air laut maka siapkan tubuh untuk terkena terjangan ombak entah itu kecil ataupun sedikit besar tapi jangan coba-coba bermain di ombak besar bisa tergulung dan lenyap seketika.

Bagaimanapun indahnya ombak tetap saja membutuhkan kewaspadaan ketika mendekatinya. Sesuatu yang indah tak selalu benar-benar terlihat indah. Ada rahasia untuk mempesona pandangan mata orang yang melihatnya.

Masih terbayang keseruan kompaknya teman-teman kos yang membutuhkan tekat untuk menyusuri jalan yang berkelok, naik-turun, dan tak jarang harus menyalip ataupun bersabar dengan kendaraan di depan yang berjalan lambat demi melihat laut. Panas tak menjadi halangan, mendungpun tak menjadi soal ketika tekat datang dan mendapatkan kesepakatan bersama maka berangkatlah kita. Dan kini kita sudah terpisah ditempat berbeda-beda, masing-masing memiliki dunia baru namun kisah kita akan abadi bersama waktu, juga dalam potret yang tersimpan di memori yang suatu saat siap untuk dibuka dan dikenang sekali lagi.

Masa muda... Untung mudaku kagak telat, tepat pada waktunya. Sudah banyak cerita yang tercipta, dan ada beberapa yang sudah aku ceritakan kepada semua orang lewat coretan. Mungkin nanti akan dibaca juga oleh anak cucuku, bahkan bisa jadi menjadi warisan yang abadi untuk mereka.

Semoga ada partner kompak yang selalu mengajak menikmati alam bebas, yang lebih luas lagi. please jangan ajak ke mall itu menyakitkan. Ajaklah untuk melihat rumput dan pepohonan saja ya yo 😍 (23/03/19)

Related Posts:

  • Cerita Ketika Hujan Datang Pegi menjelang siang, matahari masih saja malu-malu memancarkan sinarnya. hari ini ada janji untuk ke salon sekedar merapikan rambut yang sudah mulai panjang namun kabar tak jua datang untuk memastikan janji yang sudah d… Read More
  • Donor Darah..., Siapa Takut Awal mula donor darah tepatnya 4 tahun yang lalu dalam acara yang sama perayaan ulang tahun perusahaan waktu itu aku masih di Jogja. Ketika ditawari mau ikut donor apa enggak tiba-tiba aku ingin mencoba dan melihat seberap… Read More
  • Bingkai Lukisan Alam Pagi menjelma, matahari yang menerobos masuk melalui jendela kecil dari sudut kamar. Di balik tirai ini sering ku habiskan waktu melihat anak-anak kecil yang sedang bermain-main di jalan ataupun hanya sekedar rebahan meman… Read More
  • Donor Darah... Akhirnya Bisa Aksi donor darah seakan menjadi agenda rutin untuk menyambut acara perusaan dimana aku bernaung sekarang yang saat ini sudah berusia 14th. "Mbak ikut donor gak...." Ebru yang bertindak sebagai penyelenggara menawarkan p… Read More
  • Penyelamatan Melihat balon udara terbang mengikuti arah angin membawanya pergi adalah menjadi hiburan tersendiri bagi yang orang-orang yang melihatnya. Tapi pernah gak berpikir sampai dimana balon raksasa itu menghentikan perjalanan. Ket… Read More

0 komentar:

Posting Komentar