09/08/14

pergi untuk kembali

Berikan aku sedikit waktu sendiri untuk lebih memahami rasa. Jangan anggap kepergianku sebuah pelarian karena ini hanya sementara, ini juga bukan caraku menghindar. Aku bukan seorang pengecut yang begitu saja melenggang pergi ketika sudah tak menemukan setitik harapan dari asa yang tersisa. Bukan.

Suatu saat aku akan kembali, disini ke tempat dimana aku biasa bermain dengan hayalan dari realita kehidupan. Di bawah pohon yang mulai meranggas inilah aku akan kembali menghabiskan waktu berlama-lama duduk memandang ke sudut jalan yang berkelok mencari sosok diantara orang-orang yang beralulalang yang tak jarang mengaburkan pandanganku.

Sementara ini tak ada lagi yang bisa aku ceritakan, barisan aksara yang terkumpul seakan terbang tersapu angin yang tiba-tiba datang tanpa sempat buatku menaruhnya kedalam tobles kaca. Aku ingin bercerita tentang bintang yang selalu menemaniku setiap malam datang, tentang hujan yang menyuarakan kerinduan, dan tentang romansa senja jingga, tentang air laut serta tentang awan abu-abu yang berhias pelangi.

Aku pergi bukan untuk menetap, melainkan hanya untuk melukis setiap memory dari setiap jejak yang tertinggal. Bukankah di coretan sebelumnya aku sudah bercerita tentang gudang yang baru saja aku bersihkan, di tempat itulah sementara waktu aku akan tinggal. Menterjemahkan setiap rasa dari seseorang dan untuk seseorang. Tolong jangan anggap ini sebuah penghianatan karena edelweis bukan tempat yang tepat untuk meletakkan tobles-tobles kaca yang berisi kepingan hati.

Jangan hawatir sesekali akan datang menjenguk bukankah ada jalan pintas yang sudah aku buat menuju edelweis, jadi jangan cemburu kepada bias hujan begitu juga dengan perahu waktu karena masing-masing memiliki peran sendiri-sendiri.


Tunggu aku kembali
Memulai cerita tentang hidup dan kehidupan

0 komentar:

Posting Komentar