28/12/14

Akhirnya Ku Temukan Rumahmu

Tak mudah ternyata menemukan satu alamat meskipun sudah mengantongi secarik kertas yang berisi alamat lengakp secara pastinya, buatku itu membutuhkan satu perjuangan besar bagi orang yang tak tahu jalan.

Hari ini ada janji untuk mengambil pesanan sprei yang dipesan seminggu sebelumnya, sebenarnya sudah lebih dari seminggu ini karena tukang jahitnya beberapa hari absen pergi ke tempat saudaranya sekalian merayakan natal. Aku sama sekali tidak tahu letak daerah yang di maksud sewaktu bertanya kepada adeku juga malah disuruh googling untuk mengetahuinya. Mungkin rumahnya tak jauh dari rumah orang tuanya pikirku seh begitu. Yang penting jalan dulu saja lah nanti di jalan bisa tanya orang, benar saja sebelum sampai di pertigaan aku berhenti di tukang tambal ban disana ada beberapa orang yang entah cum lagi nongkrong atau lagi nenambalkan ban motor mereka yang bocor.

"Permisi mas mau nanya, kalau (menyebutkan alamat)  dimana ya"
"Itu daerah mana mba" tanya salah seorang pria yang ada disana
"Daerah...(menyebutkan daerah yang dimaksud)"
"Lampu merah perempatan ambil kanan nanti ada pertigaan belok kiri lurus saja nanti tanya saja kalau sudah disana"
"Kalau ga ini saja ini lurus nanti ada pom bensin belok kanan lurus sajampai ketemu rumah sakit belok kanan, kalau enggak jika sudah sampai di depan rumah sakit tanya lagi saja mba" timpal orang yang satunya
"Rumah sakit daerah itu ya pak"
"Ketikeng bukan"
"Nah, benar. Kalau duku terkenalnya ketikeng sekarang sudah maju jadi dipanggiknya Sidomulyo biar keluhatab midern" hehehehe....
"Iya, nah kalau sudah sampai sana tanya orang lagi saja daripada kesasar"
"Lewat sini juga bisa (sampil meinjuk perempatan lampu merah yang tak jauh dari tempat dimana kami berada"
Tambah bingung mendengar dua orang ini malah ribut sendiri dengan jalan yang memang sebenarnya sama-sama bisa sampai ke tempat dimana aku tuju.
"Terima kasih mas, mari"
"Iya mba ini lurus saja, nanti tanya saja bila sudah sampai di depan rumah sakit"
"Iya makasih, mari" sambil berlalu meninggalkan mereka"

Aku lebih memilih melewati rumah sakit daripada jalan yang di tunjukkan satunya karena aku sama sekali tak memiliki gambaran jika melewati jalan yang di maksud. Motor terus saja melaju hingga melewati rumah sakit, namun aku tak berhenti untuk bertanya karena sepanjang mata memandang belum ada orang yang jualan, bukan untuk belanja namun untuk bertanya alamat. Ada seh beberap orang tapi sepertinya tak meyakinkan untuk di tanya. Sampai di pertigaan aku belokkan motor ke kiri tengak tengok mencari alamat namun sama sekali belum menemukan tanda-tanda alamat yang aku maksud.

Takut kesasar lebih jauh aku putuskan untuk bertanya lagi, tapi kepada siapa yang ada hanya ibu-ibu yang lewat ataupunan ada di depan rumah ga yakin ibu-ibu tau dan bisa menunjukkan alamat yang aku maksud dengan benar. Aaah ada tukang parkir, aku putuskan untuk bertanya kepad beliau.

"Permisi mbah mau nanya kalau (menyebutkan alamat) dimana ya"
"Ini lurus saja nanti ada pertigaan belok kanan lurus belok kanan lagi" sepertinya aku bartanya pada orang yang salah karena kakek-kakek itu tidak begitu jelas memberikan tanda untuk berbelok
"Ini lurus saja ya mbah, baik terima kasih mbah"
"Iya ini lurus saja nanti kalau ragu tanya saja"
"Iya, makasih mbah"
Kembali aku melaju menyusuri jalan yang sudah lama pake buanget ga aku lewati. Dulu aku kesana untuk bermain ke rumah teman tapi setelah ia pindah sudah tak pernah lagi menginjakkan kaki ke tempat ini.

Motor melaju mengikuti jalan besar, sedikit ragu aku lambatkan laju motor sambil tengak-tengok siapa tau alamat yang aku maksud ada di sekitar sana. Terus saja aku melaju " jika rumahnya sejauh ini mana mungkin mengantar sekolah hanya membutuhkan waktu hanya 20 menit di jalan yang sering terkena macet, sepertinya salah jalan deh" .

Lurus saja mengikuti jalan besar namun sepertinya salah jalan, kalau ini terus bisa sampai ke TVRI itu tandanya sudah masuk ke perbatasan dan jalannya juga seperti hutan juga becek, sepertinya tak mungkin sehingga aku putuskan untuk berbalik arah dan bertanya kepada tukang bengkel yang ada disana. Ternyata benar saja aku terlalu jauh berjalan hingga harus berbalik, kali ini mas-mas yang lagi benerin truk memberi arahan yang benar namun sampai di bundaran ada dua daerah yang menunjukkan tenpat yang aku maksud, aku ambil yang kurus saja perumahan sepi, ingin bertanya juga tak ada orang yang terlihat satu pun disana. Muter-muter akhirnya menemukan seseorang yang bisa aku tanyai. Seirang ibu-ibu yang lagi sibuk dengan cucian kotor.

Menurut ibu itu memang sini ikut daerah yang aku maksud tapi alamat yang aku maksud tidak berada disana, menurutnya alamat yang ada unsur dengan naman bunga sebagian ada di bagian atas, mana lagi itu. Oke lah aku balikkan mitor mengikuti anjurab dari si ibu yang aku temui barusan, katanya dari masjid belok kanan tapi nasjid yang kedua kalau tudak tahu depan masjid ada SD.

Ya berhubung aku terlalu pandai hingga mencari nasjid yang di maksud pun hingga beroutar beberapa kali itu juga pakai acara engak ketemu. Nekat aku arahkan ke perumahab yabg satunya masuh mencari orang untuk menanyakan arah karena jalan di depan sudah kaya hutan ga yakin juga jika sudah malam apakah masih ada yang berani melewatinya karena disamping kanan kuri hanya semak belukar dan hika belik ke kiri itu perunahan yang sepi.

Aku bertanya kepada seorang bapak yang sudah berumur yang lagi bermain dengan cucunya. Ketika menunjukkan arah untuk lurus aky sedikit memotong pembicaraan sekedar meyakinkan jika aku harus melewati jalan yang aku bilang banyak semak belukarnya itu. Sekali lagi aku meyakinkan dan si bapak juga tidak kalah menerangkan bahwa jalan yang aku maksud itu benar jalan bukan jalan tak bertuan.

Meskioun ragu aku pun nengikuti anjuran si bapak dan benar saja ada perumahan yang aku maksud, lunayan tinggal cari jalan dan rumahnya tenyubya tak sulit bila sudah sampai daerahnya apalagi perumahan pastinya penunjuk nama jalan terpampang dengab helas. Benar saha ketemu tapi bukan duawali dengan bukit melainkan tanan, apakah bukit dengan tanan itu sama.... Sebuah pertanyaan yang aku tanyakan kepada diriku sendiri namun begitu motor masih saja melaju barangkali ada beberapa alamat yang mirip-mirip hingga menemukan sebuah pasar.

Aku bertanya kepada pedagang yang lagi membenahi dagangannya tapi bapak itu sepertinya bukan orang sana hingga menyuruhku untuk bertanya kepada seorang bapak yang akan mengendarai motornya, sepertinya ia salah seorang pengelola pasar. Karena tidak pahan akhirnya si bapak yang berperawakan kecil dengan tubuh tambun menawarkan untuj mengantarkanku. Mengarahkan ke jalan yang aku lihat sebelumnya dalam pikiranku emang benar sama ya antara tanan dengan bukit. Aku kura si bapak tau alamat yang akh maksud namun kenyatanbya berbeda ia sempat menanyakan alamat yang aku tuju kepada warga disana, sepertinya tidak mendapat hasil yang menuaskan seperti halnya aku yang sempat bertanya kepada seorang yang ada didekatku namun dengan alibi ia barusaja dua bulan tinggal disana sehingga tidak tau alamat yang dimaksud 

Kembali lagi mengukuti si bapak, kali ini kepentok ke jalan buntu. Si bapak akhirnya mencari seseorang untuk menanyakan alamat biar ga berlarut-larut, ternyata alamat yang aku cari ada di balik tembok pembatas perumahan ini. Sebenarnya bisa jika menyusuri parit namun banyak tanaman perdu yang menutupi jalan sehingga sedikit kesusahan bila menggunakan motor.

Setelah mengetahui alamat yang dicari, aku pun meminta diri untuk kembali tak lupa juga mengucapkan terimakasih kepada bapak-bapak yang sudah membantuku. Kembali je jalan raya menuju ke perumahan sebelah, benar saja ada papan penunjuk yang menyebutkan perumahan yang aku majsud meskipun sudah mulai memudar dan papan penunjuknya juga sepintas tak terlihat dengan jelas.

Masuk perumahan biar tak tersesat kesekian kalinya makanya aku menanyakan rumah yang aku tuju kepada bapak satpam yang berjaga di pos. Huuuuft akhirnya aku temukan juga runahmu, namun begitu yang di rumah hanya anak-anaknya saja sedangkan emaknya lagi mengurusi dompetnya yang jatuh habis dari warung. Lunayan lama juga menanti hingg tak berapa lama berselang hujanpun datang. Karena harus kerja akhirnya aku berpamitan pulang dengan membawa sekarung dagangan di belakang sambil menerobos hujan yang sepertinya enggan berhenti.

Setelah muter-muter kesasar tak tentu arah akhirnya aku temukan juga alamat yang dituju. Bodohnya kenapa tak mengandalkan GPS, pastinya kagak pakai nyasar dan tak akan memakan waktu lama sampai. Lain kali tak akan lagi pakai acara nyasar untyj sampai ke rumah ini lagi.

0 komentar:

Posting Komentar