Masih berkutat di tempat wisata desa Bejiharjo- Gunung Kidul, Yogyakarta belum puas berbasah-basahan di Goa Pindul dan berkotor-kotoran di Goa Gelatik lanjutkan menyusuri aliran sungai Oyo. Setelah membeli tiket yang ada di basc camp Bejiharjo kita melakukan registrasi untuk diatur pemberangkatannya, dengan mengelompokkan 5-10 orang jadi yang hanya kesana sendirian atau hanya beberapa orang saja jangan hawatir nantinya akan di dicarikan kelompok dengan menggabungkan dengan yang lain. Karena aku hanya berdua sehingga mesti menunggu kelompok lain yang ingin rafting, ini dikarenakan jaraknya yang agak jauh sehingga membutuhkan transportasi untuk mengangkut jika hanya menganggkut satu atau dua orang saja akan rugi di bensin dan kasihan juga pemandunya makanya di buat kelompok-kelompok, namun setelah lama menunggu tidak ada yang mendaftar, berhubung petugasnya merasa kasihan dengan kita akhirnya diberangkatkan juga deh, asiiiik.....
Masih mengenakan perlengkapan lengkap berupa life jacket atau pelampung dan sepatu karet dengan 2 pemandu yang mengantarkan menyusuri sungai oyo, sambil membawa ban kita diarahkan untuk naik mobil dengan bak terbuka atau pick up yang akan membawa ke aliran sungai oyo. pemandangan menuju lokasi cukup memanjakan mata dengan hamparan sawah dan tanaman padinya yang masih menghijau ditambah dengan deretan pohon kelapa dan aneka pohon yang lain menjadikan udara panas tak begitu terasa menyengat tubuh. Setelah beberapa saat terguncang-guncang dalam bak terbuka sampai juga ke titik pemberhentian, kita diturunkan di tepi persawahan masih kudu berjalan kaki menyusuri persawahan dengan membawa ban karet yang ukurannya gede banget.
Setelah tiba di lokasi pemandu akan menceburkan diri terlebih dahulu untuk memegangi ban yang akan kita duduki selama penyusuran. Kalau biasanya rafting menggunakan perahu karet tapi disini menggunakan ban dalam ini dikarenakan sungai yang dilewati tidak begitu besar sehingga susah bila menggunakan peragu karet, selama 1-2 jam pengunjung kita akan diajak menyusuri sungai oyo yang memiliki panjang 1500 meter. Pemandu mendorong ban-ban kami agar bisa bergerak mengikuti arus air sungai yang tenang dengan debit air kurang dari rata-rata mengingat saat ini musim kemarau.
Selama perjalanan terlihat pemandangan yang masih asri dengan nuansa khas pedesaan pematang sawah maupun perkebunan yang terpelihara dengan baik. Sungai oyo tergolong bersih dari sampah, meskipun kadang ada beberapa sampah yang di buang sembarangan oleh pengunjung namun oleh pemandu sampah-sampah itu akan di buang ke samping dan saat acara bersih sungai yang menjadi acara rutin seluruh pengurus dan warga sekitar ini bertujuan agar sungai bersih serta sebagai ucap syukur karena sungai oyo menjadi sumber pengairan sawah-sawah penduduk. Sambil mendorong ban yang kita duduki pemandu sekali bercerita, bila pengunjung ingin mengabadikan gambar pemandu siap menolong membidikkan kamera, namun jangan komplen jika hasilnya seadanya ya, jika ingin hasil baik sebaiknya anda membidikkan kamera yang anda bawa sendiri ya maklum lah pemandu kan bukan yang punya kamera dan tidak tau gambar bagaimana yang anda inginkan.
Menurut penuturan pemandu kedalaman sungai oyo berkisar antara 2-8 meter, di tengah-tengah perjalanan kita dapat meliht sebuah air terjun yang alirannya menuju ke sungai, oleh pemandu ban diarahkan mendekati air terjun dan didorongnya kita ke bawah air terjun secara bergantian, airnya sangat deras sampai-sampai aku gelagapan gak bisa napas bila ban yang aku naiki enggak segera di tarik keluar. Selain menikmati guyuran air terjun kita juga diberi kesempatan untuk menikmati keindahannya dan memanjat bebatuan yang ada di sampingnya atau duduk di bawah air terjun yang kecil. Segar dan enak saat tetesan air mengenai punggung, serasa di pijit. Tak jauh dari tempat itu ada sebuah jembatan dari bambu yang diperuntukan bagi yang ingin menguji adrenalin untuk terjun bebas. Setelah puas menikmati keindahan air terjun perjalananpun di lanjutkan, aliran air semakin dangkal dengan banyak bebatua di kanan-kiri mesti hati-hati dan sekali-kali mesti mengangkat pantat agar tidak terbentur batu (jika ingin merasakan enaknya sapaan batu di pantat ya silahkan).
Ban diarahkan untuk berada di tengah tidak boleh terlalu ke pinggir ini dikarenakan biar ban bisa jalan, tidak tersangkut batu dan juga tidak terkena kail pancing warga yang memancing di sungai ini. Bagi pengunjung yang ingin menceburkan diri atau berenang di persilahkan yang gak bisa renang ingin nyebur di sungai juga gak perlu takut bukannya sudah pakai pelampung dijamin gak ternggelam walau tidak bisa renang. Tak terasa perjalanan menyusuri sungai oyo pun berakhir, kuraaaang mau lagi...., hehehhehe. Capek tapi senag, di aliran sungai yang sanagt dangkal terlihat beberapa orang ibu-ibu maupun bapak yang sedang mencari pasir sungai. Duduk-duduk melepas lelah di bawah pohon rindang sembari menunggu mobil pick up datang untuk mengantar kita ke basc camp. Tak berapa lama pun mobil jemputan datang mengantarkan kita pulang. Sebuah pengalaman yang seru, yang perlu di ingat bila ingin bermain rafting di sungai oyo sebaiknya pas musim penghujan biar debit airnya banyak sehingga arus sungainya deras jadi bisa lebih menantang dan ban juga bisa berjalan sendiri tanpa harus di dorong terus-terusan. (L)
NB: bila ingin ke tempat ini hati-hati memilih tempat, pilih tempat yang paling pojok ya bila diarahkan ke tempat parkir jangan mau, terus saja jalan.
0 komentar:
Posting Komentar