Sewaktu istirahat di warung setelah berkeliling Goa Kiskendo seorang ibu penjaga warung bilang mau goreng geblek dulu. Aku mencoba memastikan kembali perkataan sang ibu dengan mengulangnya hanya untuk meyakinkan bahwa yang aku dengar si ibu itu bilang "geblek". Antara bingung dan berpikir makanan macam apa yang namanya geblek itu, sedangkan jika di daerah aku "geblek" itu memiliki arti "bodoh", hmmmm.....masih bingung bercampur penasaran tapi si ibu enggak bergegas buka warung langsung membuat agar penasaranku ini hilang malah muter-muter dan ngobrol sama tetangga warung kapan taunya kalau begini ceritanya.
Setelah warung di buka si ibu menaruh sebuah nampan di meja, di situ terlihat sebuah bulatan-bulatan kecil-kecil berbentuk cincin berderet tiga biji, aku pikir geblek itu kelanting tapi dalam versi jumbo, bukankah kadang beda daerah beda penyebutan walau yang di maksud sama. Namun tiba-tiba si ibu menghancurkan semuanya dan meremas-remasnya sehingga menjadi adonan. Kata si ibu gebleknya agak keras mau di uleni lagi biar gak keras. Melihat dengan seksama apa yang dilakukan si ibu. Agak lama juga si ibu itu meremas-remas adonan lalu mengambil sebagian dan di bentuk pipih. Sambil meneruskan membentuk adonan yang tersisa sang ibu menyalakan kompor dan menggoreng adonan yang sudah jadi, menggorengnya hanya sebentar tidak sampai permukaannya kering. Waktu di makan agak sedikit kenyal tapi enak, rasanya gurih mungkin karena bumbu bawang yang di campur dalam adonan. Geblek enak dimakan selagi panas karena kalau sudah diingin agak keras. Kata si ibu geblek cocoknya dimakan dengan tempe bongkrek atau tempe benguk yang di taruh di tengah atau disebutnya geblek cepit sambil menyeruput teh panas. Benar saja walau tempe bengkreknya tidak ada namun menikmati geblek sambil menyeruput teh hangat sangat asik, mantap deh gebleknya kenyal kenyil kalau di gigit.
Ternyata ini yang namanya geblek, sebuah makanan khas yang berasal dari kabupaten Kulon Progo. Makanan yang terbuat dari tepung tapioka atau tepung kanji, hanya saja tepung tapioka yang digunakan untuk membuat geblek adalah yang masih basah. Tepung tapioka sendiri dibuatnya dari endapan air singkong yang di parut. Pembuatan geblek memilih menggunakan tepung tapioka yang masih basah bukan menggunakan tepung yang sudah kering seperti yang di jual di warung-warung ini karena harga tapioka basah lebih murah bila di banding yang sudah kering dan juga bila menggunakan tepung tapioka kering hasil gorengannya gak bisa putih, selai itu rasanya juga kurang enak bila menggunakan tepung kering.
Saat menggoreng tiba-tiba terdengar ledakan, nah bener juga minyak goreng jadi terciprat kemana-mana untung saja enggak kena tapi si ibu sepertinya kena banya. Geblek yang di goreng meledak...., nah lho mungkin ini karena si ibu kurang halus saat menemasnya, katanya memang begitu saat adonan meremas-remasnya tidak sampai halus masih ada yang menggumpal nanti saat di goreng akan meledak-ledak.
Geblek asik juga jika dijadikan oleh-oleh namun jangan yang sudah di goreng ya karena tidak tahan lama bila sudah dingin akan keras. Lalu bagaimana donk, ya cari saja warung penjual oleh-oleh khas Kulon Progo yaitu geblek dan beli yang masih mentah nanti sampai rumah bisa di goreng dan langsung di makan. Harganya juga gak mahal denganuang Rp. 10.000,- saja sudah dapat banyak. Penasaran yaaa...., silahkan berkunjung ke kulon Progo- Yogyakarta atau membuat sendiri di rumah. gampang pakai banget kalau bingung tinggal tanya eyang google. Nyamiiiiiii...... (L)
Setelah warung di buka si ibu menaruh sebuah nampan di meja, di situ terlihat sebuah bulatan-bulatan kecil-kecil berbentuk cincin berderet tiga biji, aku pikir geblek itu kelanting tapi dalam versi jumbo, bukankah kadang beda daerah beda penyebutan walau yang di maksud sama. Namun tiba-tiba si ibu menghancurkan semuanya dan meremas-remasnya sehingga menjadi adonan. Kata si ibu gebleknya agak keras mau di uleni lagi biar gak keras. Melihat dengan seksama apa yang dilakukan si ibu. Agak lama juga si ibu itu meremas-remas adonan lalu mengambil sebagian dan di bentuk pipih. Sambil meneruskan membentuk adonan yang tersisa sang ibu menyalakan kompor dan menggoreng adonan yang sudah jadi, menggorengnya hanya sebentar tidak sampai permukaannya kering. Waktu di makan agak sedikit kenyal tapi enak, rasanya gurih mungkin karena bumbu bawang yang di campur dalam adonan. Geblek enak dimakan selagi panas karena kalau sudah diingin agak keras. Kata si ibu geblek cocoknya dimakan dengan tempe bongkrek atau tempe benguk yang di taruh di tengah atau disebutnya geblek cepit sambil menyeruput teh panas. Benar saja walau tempe bengkreknya tidak ada namun menikmati geblek sambil menyeruput teh hangat sangat asik, mantap deh gebleknya kenyal kenyil kalau di gigit.
Ternyata ini yang namanya geblek, sebuah makanan khas yang berasal dari kabupaten Kulon Progo. Makanan yang terbuat dari tepung tapioka atau tepung kanji, hanya saja tepung tapioka yang digunakan untuk membuat geblek adalah yang masih basah. Tepung tapioka sendiri dibuatnya dari endapan air singkong yang di parut. Pembuatan geblek memilih menggunakan tepung tapioka yang masih basah bukan menggunakan tepung yang sudah kering seperti yang di jual di warung-warung ini karena harga tapioka basah lebih murah bila di banding yang sudah kering dan juga bila menggunakan tepung tapioka kering hasil gorengannya gak bisa putih, selai itu rasanya juga kurang enak bila menggunakan tepung kering.
Saat menggoreng tiba-tiba terdengar ledakan, nah bener juga minyak goreng jadi terciprat kemana-mana untung saja enggak kena tapi si ibu sepertinya kena banya. Geblek yang di goreng meledak...., nah lho mungkin ini karena si ibu kurang halus saat menemasnya, katanya memang begitu saat adonan meremas-remasnya tidak sampai halus masih ada yang menggumpal nanti saat di goreng akan meledak-ledak.
Geblek asik juga jika dijadikan oleh-oleh namun jangan yang sudah di goreng ya karena tidak tahan lama bila sudah dingin akan keras. Lalu bagaimana donk, ya cari saja warung penjual oleh-oleh khas Kulon Progo yaitu geblek dan beli yang masih mentah nanti sampai rumah bisa di goreng dan langsung di makan. Harganya juga gak mahal denganuang Rp. 10.000,- saja sudah dapat banyak. Penasaran yaaa...., silahkan berkunjung ke kulon Progo- Yogyakarta atau membuat sendiri di rumah. gampang pakai banget kalau bingung tinggal tanya eyang google. Nyamiiiiiii...... (L)
0 komentar:
Posting Komentar