27/10/13

Mendung Dalam Sebuah Senyuman

Dulu senyum itu ada untuk siapa saja,
Sikap ramah seakan memeluk siapa pun yang ada di dekatnya
Kebaikanmu bagai malaikat, memberi tanpa berpikir siapa dia.
Apa yang bisa membuat yang lain senyum akan kau berikan dengan senang hati
Tutur katamu sopan dan lemah gemulai mencerminkan wanita sejati
Apa yang bisa kamu kerjakan akan kamu lakukan tanpa menunda-nunda
Sungguh ringan tanganmu untuk semua orang

Namun..., semua telah berubah
Bicaramu bagai belati yang siap menikamku
Tak ada senyum, hanya sinis dan masam terlihat dari wajah itu
Entah apa yang membuatmu begini, tapi kau berbeda
Tak pernah lagi terdengar tawa lepas seperti yang lalu
Setiap pekerjaan kau lakukan tanpa kata namun juga dengan muka datar
Sikapmu bukanlah dirimu yang sesungguhnya

Aku tak mengenal dirimu yang sekarang
Raut wajah itu sangatlah menakutkanku
Sungguh... Sungguh ku tak mengenalmu


Related Posts:

  • Kota Mati Bagai kota mati gersang dan menyeramkan. Perasaan apakah ini yang tak pernah membebasanku. Kaku berikan sedikit ruang saja untuk meregangkan tubuhku. Tiada bekas tapi kurasakan perih yang teramat sangat … Read More
  • Seandainya Kita Punya Sayap Seandainya kita punya sayap, beranikah kita terbang? Seberapa tinggi? Jika punya sayap aq akan tebang, dan sangat berani untuk terbang Tapi kalau ditanya seberapa tinggi, aq tidak tau seberapa tinggi terbangku namun … Read More
  • Kesal Sesaat Aku ga suka... Segala hal yang menurutku ga patut dan terlebih ketika hati ga 'srek' apa pun keadaannya akan berbalik arah. Seperti ingin teriak tapi itu tak ingin aku lakukan karena aku akan menyakiti yang lain. Etika y… Read More
  • Dalam Dunia Imajinasiku Biarkan aku tetap bersenandung, menyanyikan suara alam tentang gemericik air pemecah keheningan meredam riuhnya pesta yang tak pernah usai Biarkan aku sejenak berdiri mematung, bersedekap dan bersandar pada balkon lal… Read More
  • apa sebenarnya Apa sebenarnya yang aku mau ? Hati ini gelisah, bergemuruh, mengaduh, hingga berteriak tentang satu rasa yang aku sendiri tak bisa menerjemahkan. Begitu sakitnya hingga ku terbiasa, jiwa ini sebenarnya rapuh dan akan be… Read More

0 komentar:

Posting Komentar