27/02/14

Berselancar di Dunia Imajinasi

Pagi ini ada suasana agak sedikit berbeda, ketika terbangun dan melihat seisi kamar seperti orang ling-lung membutuhkan sedikit waktu untuk mengingat dan beradaptasi dengan kamar yang memang belum pernah aku tempati, yaaah critanya ini ganti kamar sudah kagak mengungsi lagi di kamar ibu. Matahari terlalu dini membangunkanku, dari sini terdengar semua kebisingan aktifitas pagi dari percakapan di sepanjang jalan dari anak-anak yang berangkat sekolah, panggilan tukang sayur dan deru mesin mobil di jalan tol yang suaranya jelas hingga ke sini tak ketinggalan jeritan dan tangisan anak-anak kecil entah diapain ibunya hingga nangis begitu. Sungguh komplek, pagi dengan aktifitasnya yang selama ini luput dari penglihatanku.

Melihat dari balik jendela kaca beberapa orang terlihat hilir mudik entah dari mana gerangan dan ketika berada di teras seakan otak ini belum sepenuhnya on, loading masih lambreta sampai-sampai beberapa kali melihat seisi rumah dengan sedikit keanehan disana. "Apakah benar ini rumahku....?!" Pertanyaan konyol dari orang yang belum sepenuhnya sadar dari tidur, hehehehe....

Segelas teh hangat, menjadi penawar dari keanehan di pagi ini setelah acara bersih-bersih rumah terselesaikan. Sepertinya jika hanya segelas teh kagak nendang deh ya, beranjak mencari-cari yang bisa dijadikan teman minum teh "roti pisang" yah lumayan lah daripada kagak ada sama sekali. Sambil melihat ke arah luar jendela pikiran sepertinya mulai berotasi, melihat deretan perumahan yang sekarang memadati bukit mengingat kembali kejadian yang baru saja terjadi "pagi dengan suasana baru" senyum-senyum sendiri.

Angin menyapa dengan kesejukannya, ada sebuah perasaan aneh sebuah kerinduan untuk si pemilik hati. Sekali lagi melihat sekeliling tiba-tiba teringat dengan sebuah peristiwa beberapa tahun lalu waktu itu masih kos di Surabaya, ketika ada rumor bila kantor mau pindah. Saat itu gosipnya ada dua pilihan tempat yaitu ke Jakarta atau kembali ke Semarang, jelas saja kita, di sini ketika pindah ke surabara seperti bedol desa, semua staf dari kantor pusat yang jumlahnya tak lebih hanya 9 orang ikut berangkat semua ke Surabaya, hanya ada 2 orang yang tidak berangkat lebih memilih balik ke cabang jadi tidak hanya perlu adaptasi dengan lingkungan kerja saja.

Di sela sebuah harapan untuk bisa kembali ke Semarang agar bisa kumpul bersama keluarga sempat Prima bertanya kepadaku 
"Menurutmu ini kembali ke semarang apa enggak"  terdiam sebentar sebelum menjawab pertanyaan, dengan sedikit ragu aku bilang 
"Enggak, memang kita akan balik ke semarang tapi tidak sekarang, dari sini (Surabaya) sepertinya kita akan menuju ke beberapa tempat terlebih dahulu. Dan kota itu bukan Jakarta yang pasti" sambil berpikir dengan muka serius
"Kota mana mba...., memangnnya apa yang mba lihat?" lebih memperhatikan apa yang akan aku ucapkan
"Di sebuah rumah yang lumayan gede tapi tidak lama, rumahnya agak aneh"
"Aneh gimana, lihat dari mana seh.....?"
"Ya pokoknya aneh aja, dari sana pindah lagi ke tempat yang ada seperti lorong kecil tapi juga gak lama, lalu aku melihat ada sebuahjalan lurus mentok ada tempat seperti paviliun bangunan sendiri, tempatnya teduh ada pohon dan bunga-bunganya. Sepertinya disana kita akan tinggal, sendiri yang punya tidak tinggal disana. Tempatnya enak".
"Lalu apa lagi....?!"
"Sudah, cuma itu saja"
"Lho mba lelly tau dari mana"
"Ya tau saja" padahal waktu itu aku hanya menjabarkan hal yang ada di dalam otakku saja.
Namun anehnya setelah pembicaraan itu aku sempat bermimpi ada sebuah tangga yang mesti dilalui dan di atasnya ada ruangan-ruangan yang seperti kamar, enggak banyak hanya beberapa dan anehnya ada cowok yang tinggal disana, sempat heran dan bertanya "ini kos cewek apa campur seh" tapi seseorang wanita muda menjawab "ini bukan kos, namun memang ada cowok yang tinggal disini" dan mimpi pun buyar karena hari sudah pagi.

Dan ternyata benar dari Surabaya team dealing tidak langsung kembali ke kota asal yaitu Semarang tapi sempat pindah ke kontrakan, kembali ke kos semula baru pindah ke kota Yogya hingga beberapa tahun baru deh kembali ke kota asal Semrang. Lalu bagaimana dengan tangga dan kamar-kamar di atasnya.....???! itu juga benar karena pulang dari perantauan kamarku berubah menjadi di lantai atas begitu juga dengan ade-adeku.

Entah suatu kebetulan atau sebuah firasat juga kagak tapi sepertinya aku kagak pernah berpikir aneh-aneh, hanya saja ada kalanya sebuah cerita imajinasi berjalan sendiri dimanapun aku berada tak kenal tempat namun terkadang juga datang ketika beranjak tidur. Makanya aku sering merasakan adanya dejavu dalam kehidupan nyata. Bisa lucid deam ga ya, ah coba lagi siapa tau bisa aku ingin terbang bersama awan kinton wuuuuuuuuuuuuuuuuus........

0 komentar:

Posting Komentar