21/02/14

Mencari Celah Kosong

Ada beberapa orang yang menanyakan mengapa blog ini gak bercerita tentang cerita-ceritaku. Sebenarnya coretan-coretan ini bila jeli membacanya ada sebagian yang menceritakan tentang hati namun memang tak secara gamblang dan lugas takut ada yang tersinggung namanya atau ceritanya menjadi bahan coretanku. Enggak mudah juga menyusun kata walaupun di dalam otak sudah tersusun rapi namun ketika sudah buka lepi malah antara otak dan jari kagak singkron. Otak ni kadang-kadang nakal, hanya mau bermain imajinasi dan tak membiarkan jari-jari lentik menari di atas deretan huruf dan angka untuk merangkai kata (kaya kuis ya). Sebagian cerita sudah tertuang di buku hanya menunggu waktu untuk memindahkan saja karena ada beberapa cerita yang belum siap aku ungkap.

Setelah aku timbang dengan berat yang pas dan juga sudah aku masak hingga mencapai titik didih maksimal, selain itu juga sudah mendapat persetujuan dari otak dan hati mungkin aku akan menuangkan beberapa coretan tentang hidupku yang kadang asin, pahit, manis, tak jarang juga agak sedikit pedas dan getar memang tak selalu asik mengingat perjalanan hidup, semoga saja dengan memindah data dari memory hati ke sini menjadikan banyak ruang kosong di hati. Sepertinya memang sudah saatnya aku membersihkan gudang dan memilah-milah barang yang bisa kepake dan yang sudah menjadi rongsok, biarkan nilai sejarahnya akan aku nikmati lewat sebuah coretan saja.

Tapi...., sepertinya juga enggak mudah deh untuk menulisnya kayaknya ingatanku tentang masa lalu sudah mulai berkurang bahkan aku tak bisa mengingat secara detail dan pasti rentetan peristiwa yang sudah aku alami di masa lalu. Butuh sketsa dan sedikit penalaran untuk merangkainya. Semoga saja setelah dengan tulisan ini bisa menghilangkan rasa trauma dari beberapa kisah masa lalu yang kadang masih terlintas dalam pikiran, semoga bisa menyuci rasa benci dan menghilangkan noda membandel dari peristiwa-peristiwa yang sangat tak mengenakkan yang dulu membikin sedikit keder bahkan sempat juga ada yang membikin aku harus melarikan diri dari kenyataan beruntung saat itu Tuhan menunjukkan jalan keluar dan aku juga mendapat suport dari orang-orang yang ada di sekeliling aku. Sungguh beruntungnya diriku memiliki kalian semua, teman-teman yang baik dan keluarga yang sangat peduli, makasih buat semuanya.

Siapa tau lewat coretan ini juga bisa menjadi bahan cerita buat anak cucuku kelak bahkan bisa menjadi diary keluarga kan asik juga tu, jadi nanti biar generasi mendatang bisa mengetahui cerita moyangnya dari sebuah blog saja bukankah tulisan akan bercerita tentang segalanya dan akan abadi. Walau pun tulisan masih acakadut dan susah di cerna namun tak apalah akan aku coba yang penting otak masih ada kegiatan jadi kagak cuma bermalas-malas, anggap aja meng-olahragakan otak biar sehat dan kagak mudah keliyengan, bisa tahan banting, tahan uji dan bisa bertahan di tengah badai bagai bunga kaktus yang tahan di suasana gurun yang panas dan sendirian, seindah bunga krisan putih dan seabadi bunga edelweis (malah kaya jualan bunga) aku akan mencoba mendongeng (obsesi jadi guru TK kagak terwujud) kaya waktu bacain buku dongeng buat putra.

Maaf bila ada yang kagak berkenan dengan coretanku, ini semata-mata untuk menguji apakah aku sudah bisa menghilangkan rasa trauma dengan bercerita secara gamblang bukan maksud untuk membuka masa lalu ataupun reoni bernostagila mengenang masa silam. Aku menyukai masa sekarang dan masa yang akan aku jalani selanjutnya bukan masa lalu dan tak ingin kembali ke masa silam biarkan saja memory menjadi kenangan pembelajaran hidupku. Karena aku tau ada beberapa orang juga yang mengetahui sedikit cerita masa lalu bahkan terlibat di dalamnya namun aku jamin 1 dan yang lain kagak ada yang kenal kok jadi aman ya.

Tunggu kisah dan cerita akan segera terbit jadi jangan sampai lewatkan per episode nya., mengutip iklan yang akan menayangkan sinetron, korban iklan ya seperti ini. Pareeeeng.....

0 komentar:

Posting Komentar