Sebagian orang merayakan malam minggu dengan pergi ke rumah pacar, atau pergi mencari hiburan menghabiskan malam di luar sana namun lain halnya denganku yang tak menyukai keramaian dan menganggap malam minggu sama seperti hari-hari lainnya. Malas juga keluar yang hanya mendapat macet dan asap kendaraan yang seakan tak ada habisnya menyembur dari cerobong. Kali ini hanya menghabiskan waktu di ruangan sempit dengan layar 14 inci yang menayangkan film twilight.
Film yang sudah beberapa kali tayang di televisi dan aku juga sudah beberapa kali aku tonton juga membaca novelnya, namun kali ini rasanya berbeda, sepertinya aku sudah terhanyut pada alur cerita yang dimainkan Bella. Film 3 seri ini ditayangkan hari sabtu dan minggu. Pastinya sebagian teman-teman sudah mengetahui bagaimana ceritanya. Twilight seri yang pertama tidak begitu terasa hanya saja sedikit terhanyut dengan tokoh utama perempuan (Bella) yang jatuh hati pada Edward meskipun Bella tau jika Edward adalah manusia penghisap darah namun cinta Bella tak sedikitpun berkurang malah semakin besar.
"Tuhan pun tau jikalau aku mencintai dirimu tak musnah oleh waktu. Hingga maut datang menjemputku, ku tetap menunggu kamu dilain waktu...immortal love (cinta mati 4)"
Pada hari minggu aku masih menyaksikan film yang sama dengan seri berbeda, namun kali ini diselingi dengan earphone di telinga, kebiasaan yang sering aku lakukan dari dulu. Sebuah kebetulan, ketika mp3 yang aku dengar memutar lagu mahadewa-immortal love (cinta mati 4) bersamaan dengan adegan dimana Edward yang tiba-tiba menghilang dan ketika Bella tarancam Edward datang untuk melinduginya, bagaimana Bella meyakinkan kekasihnya bahwa ia ingin menjadi bagian dari 'mereka' manusia berdarah dingin lalu ketika Bella meyakinkan bahwa Edward adalah segalanya baginya.
Maafkanlah aku, kucoba lupakan
Semua yang pernah kita lewati
Bukan karena aku tak mencintaimu
Karena aku tak pantas bagimu
Pergilah kau cinta sejatiku
(Sammy-tak bisa mencintaimu)
Belum habis film diputar namun di sudut mata sudah mulai basah, dan pecahlah sudah pertahananku. Aku ga terima terima dengan sikap Edward yang memilih pergi dengan alasan untuk kebaikan Bella sedangkan keduanya dalam kesendirian itu sama-sama tersakiti. Edward yang hingga ingin memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sedangkan Bella yang dilema dengan usianya, mencoba membuktikan kesungguhan cintanya berusaha move on tapi tak bisa, tak bisa sedikitpun pandangan, hati dan pikirannya lepas dari sosok Edward.
Apakah semua ini adil untuk keduanya?. Kalau demi kebaikan Bella mengapa Edward diam-diam masih melindungi Bella disaat-saat genting, tak pernah membiarkan Bella menyelesaikan move on hingga tuntas. Mengapa Edward muga merasa tersiksa berada jauh dari Bella.... Ini sebenarnya baik untuk siapa...????????? (07/9)
0 komentar:
Posting Komentar