10/02/13

Dilema

Gilee bener, dari semalam susah tidur gelisah menggelayuti. Masih kepikiran dengan apa yang telah aku lakukan padamu entahlah..., aku memang tak suka jika kau benkata "lupakan..", dan "abaikan..." Saat mendengarnya bikin naik darah brasa ingin ngamuk saja bawaannya. Kata-kata itu bagaikan mengaburkan kalimat yang membutuhkan kejelasan, hmmmm....
Yongsa andai engkau tau apa yang menjadi kebimbanganku tiap engkau tanyakan hal yang menyangkut sebuah masa depan, aku mengerti yang engkau maksud dan mungkin kita punya pemikiran yang sama tapi aku tak mau banyak bermimpi karena aku takut kenyataan tak seindah mimpi yang kita bangun.

Mungkin memang aku yang lagi sensi, namun rasa bersalah membuatku berpikir kenapa hanya hal sepele membuat suasana yang seharusnya kondusif menjadi tak menyenangkan, maafkan aku yoo... Ingin suasana yang seperti biasanya namun akhir-akhir ini suasana itu mulai luntur entah apa sebabnya, apakah mungkin karena diri kita masing-masing yang sudah mulai merasa egois tentang sebuah rasa namun mencoba mengontrolnya agar tak melukai satu sama lain sehingga tak mengekang satu dan yang lainnya. Kata yang tepat untuk menggambarkan yaitu "posesif".

Yang seharusnya jam 12 sudah merem tapi hingga jam 1 dini hari baru bisa terlelap itu juga tidak bisa menikmati tidur berkualitas, gelisah hingga Jam 3an mata sudah melek gak mau dipejamkan lagi. Apakah ini efek dari kopi susu yang aku minum tadi sore buat mengusir dingin di kantor atau gara-gara rencana menjenguk anak teman yang sakit di rumah sakit....???! Namun yang pasti masih kepikiran dengan rasa bersalah denganmu. Tapi kayanya gak tenang tidurku karena semuanya deh. Seakan pikiranku kotak-kotak, kecil-kecil pula kotaknya. Semoga dengan terbitnya mentari membawa kedamaian dan mencerahkan suasana hati kita ya agar bisa kembali seperti sedia kala. *hug

II
Selalu begini, semacam ada ketakutan tersendiri dalam diriku jika harus melangkahkan kaki menuju lorong-lorong rumah sakit. Rasa tak tega melihat orang-orang yang berbaring tak berdaya melawan sakit. Seakan kaki enggan untuk melangkah dan tubuh tiba-tiba tak bertenaga dengan perasaan takut yang membuat jantung dag dig dug terpacu bagai mau sidang skipsi. Makin lama perut malah jadi mulas, biasa ciri orang yang lagi cemas. Benar-benar pertarungan batin deh kalau kaya gini caranya. Aku memang gak suka mengunjungi rumah sakit namun demi teman akan aku coba memberanikan diri.

Alhamdulillah akhirnya kunjungan pun selesai dan rasa takut yang aku hawatirkan dari awal pun tak terjadi, hanya kesia-siaan belaka. Tapi sebenarnya tadi enggak melewati lorong yang buat perawatan ya jelas saja gak terbukti, hehehhe.... Soalnya kamar ada di lantai 3 dan untuk kesanapun melewati jalan umum gak melewati koridor ruangan pasien. Walau gitu tetap saja pusing terasa tapi masih terkendali. Cepat sembuh ya ade biar bisa sekolah ketemu teman-teman dan ibu guru lagi.


0 komentar:

Posting Komentar