08/12/13

Tuhan Bolehkan Aku mengeluh


Tuhan masih bolehkan aku berharap untuk segala hal yang aku percaya dalam hati dan menguasai pikiran ini.... Namun aku takut terluka, walaupun sudah sering aku merasakannya... Mungkin ini memang jalanku untuk mengarungi semuanya seorang diri walau terkadang ada rasa lelah dan ingin rasanya mengakhiri semuanya...

Tuhan bisakah saat ini aku mendapat pelukan dariMu... Ingin rasanya merasakan kehangatan sebuah genggaman dan mendengar seseorang berbisik "teruslah berjalan jangan takut dengan apa yang ada di depanmu karena kamu tak sendiri, lihatlah aku bersamamu selalu ada untukmu dan tak akan melepaskan kaitan ini hingga kapanpun".

Tuhan apakah permintaanku ini terlalu berlebihan.... Bukankah setiap insan tak bisa meraih bintangnya seorang diri butuh orang lain untuk membantunya.... Namun mengapa hingga detik ini setelah kepergiannya yang aku rasakan hanya kehampaan... Apakah engkau telah mengkosongkan pundi-pundi senyumku untuk mereka.

Tuhan aku tahu rencana yang kau buat adalah yang terbaik dan yang terindah untukku namun perjalanan panjang ini akankah harus aku lalui seorang diri.... Bisakah engkau tunjuk seseorang yang bisa menjadi penopangku disaat letih dan memberikan pundaknya untuk ku bersandar dan tak membiarkan air mata ini mengalir lagi....

Tuhan saat ini aku inginkan sebuah pelukan hangat bukan hanya sekedar genggaman ataupun belaian lembut di kepalaku.

Tuhan bolehkah saat ini aku menegeluh... Aku sakit benar-benar sakit, kesepian ini semakin lama semakin membelenggu dan seakan menghimpit tubuh ini. Mungkin benar adanya jika aku belum bisa menerima segala hal yang telah berubah, namun apa yang harus aku lakukan.... perubahan ini seakan menjeratku tanpa memberi jeda secara bertahap namun langsung menghajarku untuk mengubah segala pemikiran bahkan mengkoordinir hati ini untuk memutarnya 180 derajat. Aku tak bisa bila harus berlari, berikan aku sedikit waktu untuk bangkit, beradaptasi dan menyeimbangkan tubuh ini agar tidak goyah dan jatuh yang akan membuatku terjelembab semakin dalam.

Aku ingin satu keadaan normal dimana tak ada sinkronisasi antara otak kanan, otak kiri dan hati sehingga tercipta keselarasan yang membuat melodi yang indah dari sebuah arti kebahagiaan yang sebenenarnya. Apakah itu mahal....?! Apakah aku bisa menjangkaunya...?!! Aku coba terapkan rumus sabar otak ini berontak, mengadopsi rumus iklas egoku yang kembali demo lalu bagaimana harmonisasi ini bisa tercapai aku sudah coba coba dan mencoba namun selalu berujung dengan kata sepi :(

Jaman boleh berubah, waktu boleh berputar, manusia boleh berproses namun satu yang menurutku tidak boleh yaitu sikapmu. Aku gak mau sikapmu berubah terhadapku 1 mili (baca mili meter) sekalipun gak boleh berkurang harus standar bahkan kalau bisa lebih ~ siapa dia biarlah dia yang punya hati





Related Posts:

  • Aku Bukan Diriku Beginikah rasanya.... Hatiku benar-benar tak bisa diajak kompromi, semakin mencoba melupakan samakin sakit dan teramat sakit. Seperti tercekik dengan perasaan yang semakin menjadi, bahkan ketika melenggangkan pena pun t… Read More
  • Teman Macam Apa ?! Kali ini boleh ya menghujat. Lagi sebel... jengkel... ngondok.. kecewa... pengen ngamuk juga seh, benar-benar bikin tanduk keluar kalau kaya gini ceritanya. Ketika aku cerita yang sifatnya pribadi kepadamu itu tandany… Read More
  • Are You Ok ?Hai tuan apa kabarmu..., semoga baik-baik saja ya :) Tak tau ya ini dibenarkan atau penyangkalan tapi apa pun itu aku cuma mau bilang TERSENYUMLAH karena senyum tuan manis deh ;) Feelingku lagi pengen berantem ni, eng… Read More
  • Suara Edelweis Hai, selamat malam tuan....  Malam ini aku beranikan diri untuk menyapamu walau hanya dalam sebuah coretan yang belum tentu engkau membacanya. Andai tuan bisa mengetahui apa yang terjadi, sebenarnya seh berharap tuan… Read More
  • Tolong Terjemahkan Apa Mauku Akhir-akhir ini dadaku terasa perih dan sakit, kemaren pas di wisata acara kantor sempat beberapa kali aku merasakan lebih-lebih sakitnya, awalnya aku mikir mungkin kecapean habis perjalanan jauh dan habis jalan-jalan mengit… Read More

0 komentar:

Posting Komentar