Sepetinya abu marah gara-gara aku isi premium. Gara-gara waktu itu hari kamis memang bensin sudah mulai kedip-kedip tapi pikirku besok saja lah toh juga masih jarang-jarang kedip-kedipnya. Namun tanpa di duga hari berikutnya aku terpaksa bolos kerja dikarenakan demam yang melanda dan karena tak ada aktifitas abu juga ikut ngendon aja di rumah karena memang yang biasa pegang abu hanya aku dan kebetulan yang lain juga sudah punya motor sendiri-sendiri.
Aku cuma bolos sehari doank hari jumat dan kebetulan juga tempat kerjaku hanya 5 hari kerja jadi aku bisa lebih lama istirahat di rumah. Senin giliran aku masuk pagi, rencana pulang kerja sekalian mampir beli bensin namun melihat antrian yang begitu panjang akhirnya aku urung untuk membeli bensin. Oooh iya aku ingat ada sati lagi pom bensin yang searah perjalanan ke rumah (walaupun agak sedikit memmutar tai tak apalah demi abu) namun sangat di sayangkan bensin pertamax plus (pertamax 95) yang aku cari tidak di jual disana akhirnya aku lanjutkan perjalanan menuju rumah dengan pikiran membeli bensinnya besok saja.
Walau pun bensin sudah berkedip-kedip terus menerus tapi aku tetap menggeber motor hingga ke rumah, di pikiranku aaah cuma 6 kilo doank pastinya masih cukup lah buat besok dulu saja waktu bolang bensin sudah kedip-kedip terus masih bisa berjalan jauh padahal jalannya juga lebih banyak menanjak daripada turunannya dan tidak terjadi apa-apa juga. Seperti hari sebelumnya jam 5.20 pagi sudah berangkat karena masuk kerja jam 6 teng tidak boleh leih walau 1 menit pun. Namun di tengah belum juga sampai di jalan besar abu jalannya mulai tersendat-sendat dan sempat juga berhenti tapi waktu aku nyalain dan aku ajak jalan masih bisa huuuuft... untung deh, dalam hati sambbil berdoa semoga bisa sampai kantor. Hmmmm.... sepertinya doa ku kali ini tidak manjur baru saja sampai jalan besar abu sudah ngadat-ngadat lagi dan kali ini benar-benar tidak mau berjalan. Aduuuuh gimaa ni udah jalan masih sepi dan jauh dari pom bensin pula.
Motor segera aku pinggirkan dan segera kucari HP. Yang kepikiran hanya telpon bapak (waktu berangkat hanya bapak yang sudah bangugn) dengan harapan agar di kirimi motor. Ooo... usahaku kali ini juga gagal karena HP bapak masih mati (ini kebiasaan bapak mematikan hp waktu mau tidur dan baru dinyalakan setelah mandi mau berangkat kerja) aduuuh bagaimana ini udah telpon rumah juga rusak pula dan telpon yang lain juga kagak bisa nyambung, ini yang rusak hpku apa memang gimana seh sampai hp aku restart hingga aku copot batrenya juga sama saja nihil tidak ada yang nyambung hujan mulai rintik-rintik turun pula.
Sempat berpikiran untuk telpon teman yang lain untuk berangkat terlebih dulu tapi apakah mereka sudah bangun selain itu rumah mereka juga jauh. Celingak celinguk mencari pertolongan, di dekatku ada seorang bapak-bapak yang sepertinya sedang menunggu istrinya yang berbelanja di pasar, kebetulan mogoknya juga pas di dekat pasar, otakku mulai berpikir "apa aku minjam bensin bapak ini saja ya sedikit yang penting bisa sampai kantor, tapi apa boleh ya lalu bagaimana coba cara ngisinya kagak ada corongnya juga" sambil terus berusaha telpon kerumah siapa tau ada yang nyambung. Tak ebrapa lama ada seorang bapak-bapak sepertinya sama lagi menunggui istrinya belanja (contoh suami sayang istri bener ya dalam keadaan berimis mengundang dan dengan udara dingin masih saja rela mengantar istrinya ke pasar).
Wah ternyata 2 bapak ini saling kenal, buktinya mereka reoni dadakan di pinggir jalan tuh. Sambil sesekali melihat ke arah mereka dengan tujuan agar di bantu mencari solusi tapi kagak di hiraukan tuh "apa mukaku waktu itu tidak kelihatan memelas ya sampai mereka tidak bertanya ataupun membantu" hiks hiks hiks.... Ya sudahlah daripada kelamaan akhirnya aku bertanya pada mereka "maaf pak disini mana ya yang jualan bensin" nah tidak segera di jawab malah mereka diskusi sendiri dimana-mana saja penjual bensin yang sudah buka sepagi ini. Uuuuh padahal maksud aku suruh ngantar untuk membeli bensin malah pada diskusi.
Lalu salah satu dari mereka bilang "itu mba depan situ jualan bensin" sambil menunjuk sebrang jalan yang memang ada tempat untuk meletakkan botol-botol berisi bensin eceran tapi kan masih tutup dan juga kagak tau rumahnya yang jual dimana, hanya diam sambil memandang seberang jalan habisnya bingung warung tutup gitu. "itu mba yang jual bensin sudah ada coba tanya saja" sambil menunjuk seorang laki-laki yang baru saja keluar dari rumah dan sedang duduk di teras. "Motornya di kunci dulu mba" terdengar teriakan salah satu dari bapak-bapak itu entah yang mana. Masih terdiam sambil mengamati laki-laki itu dan benar saja laki-laki yang di tunjuk bapak itu menghampiri warung, tanpa menunggu lama menuju ke seberang jalan dan menghampiri laki-laki itu "permisi pak, sudah buka belum ya mau beli bensin" tanpa menjawab laki-laki itu hanya membuka pintu warung "berapa liter mba ?" 1 liter saja pak jawabku, seliter juga bisa sampai kantor nanti beli do pom bensin saja tapi nanti kalau mogok lagi bagaimana...., aduuuh "1 liter berapa pak....?" seliternya tuhuh ribu lima ratus kata laki-laki penjual itu sambil menuang bensin dari jeligen ke tempat takar "ya udah pak sekalian dua liter saja" pikirku dariada nanti ada apa-apa di jalan lagian kagak tau takaran kebrosan premium seberapa sudah 3 tahunan tidak menggunakannya.
"Itu pak motornya di sana" menunjuk si abu yang terparkir di pinggir jalan, setelah menuangkan bensin dan membayar tak lupa aku mengucapkan terima kasih kepada laki-laki penjual bensin itu dan kepada kedua bapak-bapak yang masih setia menunggu istrinya belanja tak lupa juga pamitan. Sempat menengok jam di hp menunjukkan angka 5.51, wah ngalamat telat ni aaah kagak mengapa masih 2 kali tidak kena potong. Benar saja sampai kantor jam menunjukkan angka 6.04 huuuft... hari yang mendebarkan.
Hari-hari berikutnya masih terasa sedikit takut kalau-kalau abu mogok lagi, dan entah apa yang salah selama mengendarai abu sepertinya ada yang aneh abu seakan kagak kuat jalan padahal gas sudah aku tarik kencang namun tenaga yang di hasilkan hanya separo bahkan saat berada di jalan agak menanjak abu benar-benar kepayahan tak ada tenaga sampai takut kalau mogok lagi, bahkan ketika berada di lampu merah tak biasanya abu mati. Aduuuh aduuuh benar-benar memiliki efek yang cukup besar ya ni bensin padahal setelah aku isi 2 liter sempet aku isi lagi 1 liter dengan bensin eceran gara-gara pas mengantar ibu belanja bensinnya sudah berkedip-kedip daripada pas berangkat kejadian serupa lagi hayooo.
Namun anehnya waktu bensin tinggal 2 strep dan aku isi dengan pertamax plus (pertamax 95) waktu jalan seakan ada yang beda tarikan abu agak sedikit ringan dan gas juga kagak seberat sebelumnya. Heeee..., abu tau aja ya barang bagus, walau sekarang harga pertamax plus 13.500, yang tadinya tidak lebih dari Rp 1.000 setelah tahun baru menjadi Rp.12.800,- dan sekarang mencapai Rp 13.500,- huuuuft.... tak emngapa lah demi abu, toh kalau di hitung-hitung hanya selisih dikit dengan premium, anggap saja infestasi perawatan abu biar mesinnya awet. (L)