11/01/14

Stop itu Berhenti dan Diam

Mungkin memang aku orangnya ngebosenin, cuek dan seenaknya sendiri parahnya lagi aku juga over cerewet ini kali ya yang membuat semuanya menjadi aneh. Huuuuft.... apa pun yang terjadi aku tak akan pernah menyalahkan mereka yang membuat jarak kepadaku mungkin memang ini yang seharusnya mereka lakukan tapi jangan kamu. Satu persatu mereka silih berganti pergi tinggalkan aku sendiri, aku baik-baik saja karena aku sudah terbiasa dalam kesendirian. Tapi andai kamu juga memutuskan untuk membuat jarak ya gimana lagi, tak apalah setiap orang berhak memilih dan bebas menentukan pilihannya tanpa bisa dilarang ataupun di dikte.

Yang penting aku selalu berpegang dengan prinsip tak menyakiti, membenci atau menyalahkan orang lain namun bila aku sampai marah maaf mungkin itu satu kejadian yang sangat sangaaat mengecewakan hingga aku berbuat begitu namun percayalah aku tak pernah membenci siapa pun. Bila aku cerewet itu karena aku peduli. Aku orangnya pendendam untuk itu aku akan jaga jarak dengan orang-orang yang pernah membuat luka dan bersikap sewajarnya sama halnya bila aku tidak suka dengan seseorang aku akan sedikit pasif dan lebih memilih diam.

Terlalu sensi dan sangat-sangat perasa inilah yang sering menyiksa diriku sendiri karena kepekaanku inilah yang membuat aku seakan-akan bisa merasakan apa yang sedang terjadi dengan orang-orang yang ada di sekeliling aku terutama yang dekat dan ada dalam kehidupanku. Dan parahnya aku selalu menanyakan apa yang sebenarnya terjadi hingga menjadi pikiran dan inilah yang sering membuat mereka marah dan tak sedikit yang mulai jaga jarak hingga ada juga yang menghilang dalam kehidupanku, entah karena aku ini sok ikut campur dengan pikirannya atau mereka seakan tak punya prifasi dan gagal menyembunyikan yang mereka pikirkan. Apakah aku salah....????? Ya kamu salah ell salah besar malah, harusnya kamu tak ikut campur dan sok tau.

Benar juga kata mereka yang mengatakan aku sok tau dan suka menerka-nerka apa yang ada dalam pikiran, Maaaf... maaaf... maaaaf....beribu maaaf aku sampaikan memang seharusnya aku tak melakukan ini. Aku sering menanyakan bila merasakan ada hal yang membuat muram namun anehnya ketika keceriaan itu hadir aku jarang menanyakannya. Tak seharusnya aku menanyakan apa pun yang membuat pengat pikiran atau pun yang membuat sedih bukankah itu masalah mereka kenapa juga aku ikut campur ?! Memang seharusnya begitu. Aku hanya ingin sedikit meringankan beban itu saja karena aku lebih suka melihat senyum-senyum kebahagiaan ketimbang muka masam dan muram. Namun apakah kau tau pikiran itu kadang malah menyiksaku, andai kau tau itu. Pikiran itu seakan menarikku dan ketika tidak menemukan jawab aku akan jengkel, aku marah dengan diriku sendiri bagaikan ada perang batin antara otak kanan denga otak kiri dan ditambah perasaanku yang seakan  ingin berontak. Dan ketika mereka mau berbagi cerita masalahnya juga akan menjadi konsumsi otakku juga. Kedengaran aneh ya tapi memang begini seakan otakku tak pernah berhenti beroperasi.

Seperti halnya saat ini, otakku benar-benar sudah seperti orang tawuran kagak berbentuk dan terarah. Aku sebel dengan diriku sendiri dan ini jelas dan bisa dipastikan membuat sesak napas, ini karena aku tau ada sesuatu yang terjadi denganmu. Bisakah kau berbagi aah lupakan aku tak mau menjadi pahlawan kesiangan cukup, ( tak boleh bertanya macam-macam, tak boleh mengingatkan, tak boleh protes, tak boleh berhayal terlalu tinggi, tak boleh dan tak boleh ) cukup diam dan menerima eeeh ga boleh protes skali lagi enggak boleh protes ok.

Aku kangen pantai, aku ingin teriak dan melihat birunya air laut agar semua yang mengganjal ikut hanyut bersama desiran ombak. Aku kangen sawah, tanaman padi yang hijau dan sangat luas bisa menentramkan hatiku. Biar sesak ini hilang bersama hembusan semilir angin yang menyapu tubuh ini.


Aku akan berjalan menapak pada jejak yang tertinggal inilah jeleknya aku.


0 komentar:

Posting Komentar