23/03/14

Aku ingin Pelukan

Harusnya tak boleh seperti ini, kejadian yang sepertinya berulang, antara hati, pikiran dan raga semuanya sakit. Kejadian-kejadian yang telah aku alami seakan membuat tempat dalam diriku saat ini menguasaiku dan muncul yang seakan menteror pikiranku. Aku perlu pijakan yang kuat, aku perlu penopang yang kokoh namun sekelilingku hanya ada kegelapan yang seakan-akan secara perlahan mulai mendekat untuk menelanku. Aku tau Tuhan selalu ada untukku dan tek pernah bosan mendengar cerita-ceritaku namun bisakah aku bersandar untuk saat ini pada seseorang....?! Aku sungguh lelah, lelah dengan bayang-bayang masa lalu yang akhir-akhir ini menggelayut manis di pikiranku. Rasa trauma dengan cerita masa lalu yang tak mengenakkan datang lagi, aku takut... benar-benar takut Tuhan berikan aku sebuah pelukan hangat agarku terbuai hingga lupa dengan kejadian pahit itu. Aku tak mau mengingatnya dan aku juga tak mau sakit seperti dulu, sudah beberapa hari badan ini drop yang tak kunjung sembuh. Aku ingin sehat dan aku tak mau lagi mendapat resep dari dokter untuk berkonsultasi dengan psikolog aku juga tak ingin pikiran ini menggerogoti berat badanku.

Apa yang bisa aku lakukan....?!! Untuk bercerita kepada orang lain sepertinya aku tak bisa, cerita dengan orang tuaku aku lebih tak bisa aku tak ingin membuat mereka hawatir, mereka sudah sangat banyak menanggung persoalan-persoalan yang tak semuanya aku ketahui.

Hari ini akan aku mulai menulis tentang sebuah kisah yang berasal dari sudut pandangku dan yang aku rasakan semoga saja bisa menghilangkan segala cerita masa lalu yang terkadang masih mengganggu pikiranku agar ada ketenangan sehingga segala kisah hanya sepenggal rentetan peristiwa yang pernah aku alami. Mungkin dari coretan-coretan di sini  akan terlihat betapa lemahnya aku namun memang inilah aku wanita yang menggunakan rasa daripada logika.

Semoga semuanya menjadi normal dan rentetan cerita yang bermain di pikiranku seperti semalam hingga membuatku terjaga sampai pagi menjelang tak akan terulang. Cerita yang tak beraturan yang berjejal di otak memang seharusnya di urutkan agar tertata rapi dan bisa disimpan di kotak hiitam yang bersegel sehingga hanya menjadi cerita biasa satu bentuk proses pendewasaan.


Related Posts:

  • Perhatian Ketika di Perantauan Pagi-pagi bangun tidur masih bermalas-malasan mengingat hari ini weekend. Huuuuft..., seenggaknya bisa sedikit meregangkan otot dan membujuk kejenuhan ini agar menyingkir pergi jauh-jauh dari hidupku. Belum beranjak dari t… Read More
  • Permen ~ Menerobos dan Mogok di Jalan "Permen Bolong Rasa Plong..." Pada ingat kalinat iklan permen yang satu ini kah, yang sangat terkenal di era tahun 2000an ketika awal-awal kemunculaan permen dengan sedikit rasa pedas nah ini juga salah satunya. Ada ceri… Read More
  • Selamat Jalan Teriring Doa Untukmu  Kabar Itu pun Datang Semalam ketika lagi enak coret-coret bapak membuka pintu kamar "Benk barusan ulis telepon katanya dhe minta dibacakan yasin ki" kata bapak ketika melihatku belum tidur menyampaikan berita dar… Read More
  • Selamat Jalan Teriring Doa Untukmu #2 Mimpiku Sambil menyelesaikan tugas yang diberikan bapak, pikiranku kembali ke beberapa bulan yang lalu, waktu itu aku bermimpi ada yang meninggal aku dan keluargaku ikut rombongan naik bus namun di tengah perjalanan ada y… Read More
  • Selamat Jalan Teriring Doa Untukmu #3 Selamat Jalan  Beberapa hari kemudian setelah aku cerita dengan ibu, pas hari minggu ketika bapak lagi duduk-duduk santai di ruang tamu sambil melihat acara televisi. "Benk Dhe Di sakit, sana lho jenguk ngajak ibu" … Read More

0 komentar:

Posting Komentar