12/03/14

Kisah Dua Buah Pot

Ada dua pot tanaman yang sama-sama mengusahakan menjadi tempat bertumbuhnya tanaman. Pot pertama, dibeli dari sebuah toko alat rumah tangga ternama yang terbuat dari plastik dengan cetakan mulus keluaran pabrik. Tak perlu kau risau bagaimana lubang airnya karena pabrik telah menyediakan lubang yang ditempatkan secara presisi hasil olah kerja mesin. Karena kau mengusahakan yang terbaik, maka kau menaruhnya di ruangan khusus yang terlindungi dari terik matahari langsung dan cucuran hujan deras yang sewaktu-waktu bisa merusak pertumbuhan daun. Penyiraman pun dilakukan dengan alat khusus yang mampu menyiram otomatis, jadi tak perlu repot-repot mengangkut ember hanya untuk menyiramnya di tiap pagi dan sore. Ah kalau cuaca sedang memburuk, alat pengatur suhu ruangan dapat diandalkan. Cukup atur settingannya lalu biarkan sang mesin yang mengurus kapan temperatur ruangan melembab. Hidup terasa mudah, semua serba otomatis. Hey ini 2014, untuk apa susah-susah??


Pot kedua terbuat dari kaleng biskuit bekas. Duh repotnya, kau harus melubangi satu-persatu dengan paku yang diketuk palu agar tercipta lubang. Atau kalau Hari Raya belum datang dan yang ada di rumah hanyalah toples plastik tak terpakai, maka kau harus repot-repot melindungi jari dengan segumpalan kain agar terlindungi saat melubangi toples dengan paku yang dipanaskan. Kau juga harus repot-repot menggotong ember dari kamar mandi karena satu-satunya mesin yang bisa diandalkan hanyalah tangan dan ingatan sigapmu kapan harus menyiram tanaman. Kalau hari sedang penghujan maka bersiaplah untuk menggeser posisi pot agar pas segaris dengan lokasi di mana air hujan tercurah lalu jatuh. Hingga akhirnya terjadi semacam ritme biologis-jadwal yang tersusun dengan sendirinya. Saat tengah asyiknya menonton kartun sore kau harus meninggalkan kursi nyamanmu lalu menyiram. Atau saat sedang seru menginap di rumah nenek, kau perlu merepotkan orang rumah hanya untuk sekadar titip siram.


Dan tentang pot pertama, saking asyiknya mengandalkan kecanggihan teknologi kau sampai lupa bahwa beberapa kabel mulai usang, beberapa timer mulai aus dimakan waktu. Kau terlupa, hingga tanaman yang kau harap-harap tumbuh mati begitu saja tanpa sempat kautengok saban pagi dan sore.

Ada banyak variasi seni dalam berjuang. Kamu memilih pot yang mana?

0 komentar:

Posting Komentar