11/11/17

Segelas milo hangat di sore hari

Diluar hujan. Sepertinya musim penghujan mulai datang maka dari itu siapkan tubuh agar tetap fit biar tak mudah diterjang virus batuk pilek yang biasa datang dimusim pancaroba.

Habis mandi untuk menghangatkan badan buat milo. Lagi coba menghilangkan ketergantungan minum teh, ya sekarang sudah lumayan namun setiap pagi teh hangat cenderung panas masih wajib ada, kalau tidak dalam hitungan jam bisa langsung pusing melanda. Takaran pun juga harus bener, boleh lebih ga boleh kurang. Telat saja kepala langsung kliyengan.

Dan entah kenapa ya setiap buat minuman selalu saja tidak bisa menakar dengan takaran yang pas. Dalam artian seperti ini, sebungkus milo ukuran 18 gram airnya segelas penuh itu gelasnya bukan gelas imut untuk menyajikan kopi ataupun teh di kedai ya. Selalu saja seperti itu, setiap buat minuman tidak pernah puas bila hanya dengan air separo. Selalu takaran air penuh dan gelas besar. Hahahahaha...., kalau yongsa bilang airnya se-ember, kalau simbok bilang airnya se-drem.

Hmmmmm...., soal rasa jangan ditanya ya karena rasanya seperti minum air putih yang berwarna, blas kagak berasa coklatnya sama sekali. Ini bukan lantaran aku yang ga doyan coklat lho ya, minum kopi pun juga begitu 1 saset kopi instan airnya segelas gede dan penuh. Aku bukan orang yang bisa menukmati rasa dari setiap minuman yang tersaji, aku orang yang hanya menuruti 'ingin' yang penting sudah keturutan dan bisa menurutinya. Beginilah caraku menghapus dahaga. 'Seng penting warek', walaupun pada akhirnya bisa kembung kebanyakan digelonggong air. (10/11/17)


::Bahasanya ngaco, harap dimaklumi kagak nemu kata yang tepat dan perbendaharaan katanya mulai berkurang.

0 komentar:

Posting Komentar