26/04/13

Hilangnya Lagu Anak-anak

Pasti dulu sering banget kan nyanyi lagu anak-anak kecil favoritnya, tapi kalau kita lihat perkembangan lagu anak Indonesia sekarang pasti semua orang sejutu kalau lagu anak Indonesia sekarang sangat kurang. Dulu kita sering banget nyanyiin lagu-lagunya Ira Maya Sopha-sepatu kaca, Adi Bing Slamet-ecopot-copot, Melisa-abang tukang bakso, Puput Melati, Eno Lerian, dan pastinya masih banyak lagi artis cilik idola kita pada masanya. Kalau melihat perkembangan musik anak di Indonesia saat ini sangat menghawatirkan ya. Karakter seorang anak bisa kita tanamkan sejak mereka usia balita melalui lagu anak-anak, karena pada usia 1-4 tahun anak memiliki gelombang otak yang disebut theta dan gelombang alfa pada usia 4-7 tahun.

Gelombang tetha dan alfa ini merupakan gelombang hipnotis rileks yang dapat membantu anak untuk mudah menerima setiap pelajaran yang dia terima. Salah satunya dengan metode belajar sambil bernyanyi, anak-anak itu adalah orang yang sangat pintar sekali untuk meniru, jadi proses belajar anak adalah meniru, mereka kadang-kadang tidak tau kalau yang ditiru itu bagus maupun tidak pokoknya dia langsung tiru. Mau yang ditiru itu benar masuk akal apa enggak mereka tiru. Hati-hati bun anak memang merupakan seorang peniru dan sangat hebat ditambah hal tersebut dilakukan setiap hari dan terus-terusan takutnya terjadi penyerapan yang berbeda dan salah mengartikan makna lirik-lirik dari lagu cinta-cintaan bahkan si anak bisa menjadikan penyanyi idolanya sebagai roh model yang wajib ditiru. Apa yang dilakukan idola semuanya di contek padahal kan gak semuanya oke. Anak bukan banya mengikuti bagaimana cara bernyanyi tapi bahkan cara dia bicara, bagaimana bergaul, bagaimana berpakaian, bagaimana misalnya dia bermain, hobbynya apa ini itu diikuti.

Lagu sejatinya berfungsi sebagai media untuk mendidik si kecil, dari sebuah lagu anak belajar arti pertemanan, sahabat, alam, dan lingkungan. Lagu juga merupakan satu metode yang tepat untuk mengajarkan anak tentang bagaimana mereka melakukan sesuatu konon lagu bisa mempengaruhi mut dan pemikiran si kecil tentang masa depan, umpamanya "aku seorang kapiten..." Itu suatu kebanggaan pada profesi, lalu ada kepada polisi, kepada ibu bapak guru, juga kebanggaan kepada bangsa. Tapi karena tiap hari dijejali lagu dewasa si kecil yang seharusnya lagi lucu-lucunya bermain, berkreatifitas malah memikirkan cinta-cintaan, perselingkuhan, dan perasaan galau.

Sayangnya disinyalir hilangnya lagu anak-anak pada saat ini terjadi akibat adanya tarik menarik antara kekuatan uang dan nilai ekonomi, menganut hukum ekonomu "dimana ada permintaan disitu ada penawaran" kadang-kadang yang tidak pantas itu mendatangkan uang banyak jangan di kerjakan, jadi yang sifatnya ekonomisnya tinggi itu juga harus mempunyai nilai-nilai dan norma yang tinggi juga. Sudah kebayang donk apa yang akan terjadi pada perkembangan anak nantinya kalau hal tersebut dibiarkan terus terjadi. Ini PR kita bersama orang tua perlu menciptakan lagu-lagu untuk anak. Orang tua yang kreatif bahkan membuat lagu-lagu khusus buat anaknya. Makanya sebelum kejadian yuk mulai cari lagu-lagu yang tepat untuk anak.

Hilangnya lagu anak-anak saat ini merupakan kesalahan bersama, rekaman tidak memproduksi karena tidak ada yang beli, orang tua yang tidak mengingatkan anak-anaknya serta anak-anak sendiri yang tidak ada pilihan karena tidak dikenalkan oleh orang tuanya. Yuk mulai pilih lagu yang tepat untuk anak, kalau pun anak lebih suka band favoritnya usahakan liriknya yang sesuai dengan umur si kecil yaa bun, gak mau kan buah hati kita dewasa sebelum waktunya. (L)


0 komentar:

Posting Komentar