24/11/14

Penyesalan

Sore itu ketika menuju ATM pulang kerja untuk mengambil uang, ya iyalah ke ATM tujuannya mengambil uang masa iya beli nasi kucing. Di depan tangga pintu masuk perbelanjaan yang ada di samping kantor aku melihat sosok kakek dengan bakul dan plastik sebagai penutup dagangannya. Kakek penjual kacang rebus dan tape ketan, duduk di salah satu anak tangga dengan harapan ada pengunjung yang menengok dan membeli dagangannya. Keluar dari ATM ada pikiran untuk mampir dan membeli beberapa tape ketan dagangan kakek biar cepat habis dan bisa pulang mengingat hari sudah mulai gelap.

Tape ketannya enak, udah gitu murah pula, dulu aku pernah membeli ketika habis dari belanja, sebenarnya hanya jalan-jalan menghilangkan bosan dan melemaskan kaki. Waktu itu hanya beli tape ketan saja, tapi juga mau beli kacang rebusnya tapi pikirku buat apa hari sudah malam kalau dibawa pulang siapa yang mau makan, secara aku sampai rumah juga sudah larut malam kalau menunggu pagi iya kalau masih enak dimakan, kalau basi gimana...? Pikiran itulah yang membuatku sedikit menjadi ganjalan meskipun ada rasa iba, tak tega melihat kakek yang sudah berumur jam segini ( baca sudah larut malam) tapi masih ada di luar rumah menjajakan dagangan. Tak tega saja melihatnya, dalam pikiranku langsung membayangkan andai ini kakekku, walaupun sebenarnya aku sudah tidak punya kakek tapi tetap saja rasa iba menguasaiku atau membayangkan bapak di masa tuanya, enggak... Jangan sampai, biar bapak menjalani masa tuanya banyak bermain dengan cucu-cucunya saja.

Rasa takut dan ga tega bahkan untuk menghampirinya saja ada rasa ketar-ketir, dag dig dug jantungku, aku merasakan detaknya lebih cepat. Kalau dulu aku menyesal mengapa tidak membeli kacang rebus yang tinggal sedikit malah membeli tape ketannya saja. Sebenarnya kan bisa memborong kacang dan membeli beberapa tape ketannya. Ini pemikiran pas pulang ketika melihat satpam di pos. Bodohnya... Tadi bisa beli kacang kalau berpikir di rumah tidak ada yang makan bisa sikasih bapak satpam buat teman minum kopi. Seperti halnya hari ini pas di parkiran terbesit pikiran kenapa anggaran yang buat beli manik-manik buat beli kacang dan tape ketan saja biar kakek yang jual bisa cepat pulang dan beristirahat di rumah. Ingin balik tapi rasa takut membuatku berpikir "besok lagi saja kalau ketemu"

Dari kecil aku memang takut melihat orang-orang yang sudah tua tapi masih berkeliling menjajakan dagangannya. "Ternyuh" ya itu tadi membayangkan kalau ia kakekku bahkan dulu lebih suka menyingkir ketimbang melihatnya dan untuk membeli saja tak berani, padahal orang-orang seperti merekalah yang patut di teladani dengan usia yang sudah tak muda lagi masih bekerja yang mungkin memang mereka menjadi tulang punggung keluarga atau di masa tuanya ia tidak mau menyusahkan anak-anaknya hingga memilih menggunakan sisa-sisa tenaga untuk mencari uang dengan berjualan, hidup bukan hanya meminta-minta mengharap belas kasihan orang-orang yang lewat atau ditemuinya.

Di hari tuanya yang seharusnya digunakan untuk menikmati hidup, bersantai, bermain dengan cucu-cucu malah memilih bekerja untuk mendapatkan uang. Bahkan tak jarang mereka di usia senya yang masih bekerja ini mereka lakukan karena tak tega bila suatu ketika cucu-cucunya meminta uang untuk jajan namun ia tak dapat memberikannya. Tapi apakah anak-anak mereka tak ada yang melarang untuk berjualan dengan menjajakan dagangannya, menempuh perjalanan berkilo-kilo dengan mengandalkan sisa tenaga di waktu muda. Kalaupun ingin punya kegiatan alangkah baiknya yang tak melakukan aktifitas perjalanan jauh, mungkin membuka kios, atau berjualan di rumah sehingga si kakek tak begitu capek dan bila rasa capek melanda bisa langsung istirahat.

Dari orang-orang seperti merekalah kita seharusnya malu, di usia senja mereka masih melakukan kegiatan yang bisa dibilang berat. Tak mau berpangku tangan ataupun meminta-minta hanya berharap belas kasihan dari orang lain. Namun ia gigih dan tetap bertahan baik itu dari cuaca panas, hujan dengan harapan dagangannya habis dan pulang membawa hasil penjualan. Usaha dari kerja keras, mereka tidak ingin dikasihani ataupun diberi, jadi bila anda kasihan melihat orang-orang tua yang masih jualan cobalah untuk membeli dagangan mereka agar dagangannya cepat habis dan ia bisa pulang untuk beristirahat. (18/11)


Coretan lama yang belum sempat tayang

Related Posts:

  • Happy Birthday .... Dalam rangka memperingati hari jadinya yang ke-13 yang jatuh pada tanggal 8 Mei kantor mengadakan acara bakti sosial donor darah dan piknik bersama. Karena tanggal 8 mei jatuh hari rabu sedangkan PMI hari tersebut juga acara… Read More
  • Kisah Unik Dibalik Pernikahan Siapa sih yang gak kepengen menggelar pernikahan seperti pangeran William dan Catherine Middieton pernikahan ala negeri dongeng ini sepertinya menjadi impian pasangan yang berencana akan menikah. Gak heran banyak pasangan … Read More
  • Ora Ilok "Makna Dibalik Larangan" Kata-kata "ora ilok" bagi orang Jawa khususnya orang tua jaman dahulu sering dijadikan senjata untuk mengingatkan sesuatu perbuatan yang tercela, sesuatu yang memalukan atau tidak pantas kepada sang anak. Karakter masyarakat… Read More
  • Kangen Naik Kereta Mengingat ketika di Surabaya sering melakukan perjalanan naik kereta setiap dua minggu sekali, dan ketika sudah pindah Yogyakarta ada rasa kangen naik kereta. Iseng-iseng ngobrol tentang ingin menghabiskan weekend minggu … Read More
  • Sejarah Kopi Luwak Menikmati kopi di pagi hari memang manjadi kebiasaan bagi sebagian di Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari kandungan kafein yang berada di dalam kopi yang dapat membuat kita terasa lebih enerjik dan segar ketika dalam me… Read More

0 komentar:

Posting Komentar