17/04/14

Selalu Ada Cerita Untuk Hujan


Hari yang sangat menyenangkan. Aku suka hujan dan hari ini adalah hari yang sangaaaat mengasyikkan buatku, karena apa....?! Karena aku bisa hujan-hujanan horee horee horeeee.....

Masuk pagi dan ketika mendekati jam pulang dari ruangan tempatku kerja terdengar hujan sangat lebat sepertinya begitu, benar saja memang hujan turun sangat deras hingga waktu pulang tiba pun hujan masih menguyur bumi dengan sangat lebatnya. Ini kesempatanku bermandikan hujan kegiatan yang sangat menyenangkan apa lagi hari masih siang, mantaap dah. Tanpa menunggu hujan sedikit reda bergegas pulang ini memang aku sengaja agar bisa hujan-hujanan walaupun mesti menggunakan mantel tapi sedikit banyak aku masih bisa menikmatinya juga kok, malu juga kali kalau hujan-hujanan secara langsung, iya kalau hujannya merata kalau yang hujan hanya sekitaran tempat kerjaku saja gimana..., bisa kaya tikus kecebur got lah kalau di liat orang.

Menerjang hujan bersama abu, yaa jalan lumayan rame juga karena bertepatan dengan bubaran anak sekolah. Sampai di jalan Sisingamangaraja disana jalan sepi hanya di samping kiri banyak mobil terparkir di depan rumah makan yang mungkin mereka lagi makan dan terjebak hujan sehingga memutuskan untuk menunggu hujan agak reda. Jalan-jalan banyak yang tergenang ketika melihat mobil yang ada di depanku nah dari sini ada ide gila muncul yang benar-benar ingin menikmati hujan, bukannya memelankan laju motor malah kecepatan sedikit aku tambah (ingat ya hanya sedikit lho) sehingga genangan air yang aku lewati menyebabkan airnya terciprat ke kanan kiri. Bayangin saja jika kecepatannya lumayan maka seberapa besar cipratan yang di timbulkan bisa membelah air kan. Awalnya seh sedikit kaget juga melihat cipratan air tapi otak tiba-tiba protes dan bilang "biarin saja, biar yang pakai mobil tau rasa dan mobilnya jadi kotor semua habisanya mereka kalau jalan juga seenaknya sendiri gak mikir kalau sudah buat basah yang lain". Hahahahha..., kalau pikiran sudah berontak ya jangan di tanya segala tindakan menjadi pembenaran.

Tanpa peduli tak mengurangi kecepatan bahkan kalau genangan air lebih sering kecepatan aku tambah, yang penting di samping kanan kiri tidak ada orang maupun motor bodo aman kalau kena mobil-mobil yang melintas, tak hanya menerjang banjir tapi juga menyalip mobil juga aku lakukan. Namanya juga gila-gilaan jadi ya jangan nanggung-nangung lah tapi sempat mau salip hilang kendali juga seh. Sampai di perempatan Cinde lampu lalu lintas pas hijau tapi kok di depan sepertinya macet, yaah sudah keburu lewat, lanjut saja lah pikirku "mungkin macet karena bubaran sekolah, anak-anak sekolah pada nyebrang" tapi perkiranku salah bernyata banjiiiiiiiir....... Kendaraan yang lewat sengaja memperlambat jalan mungkin agar tidak terkena lubang yang memang jalannya sudah rusak, banyak lubang disana sini (Mana ada di Semarang jalan yang mulus kecuali di pusat kota) Wooow sungguh hebat kota ku ini hujan belum juga genap satu jam sudah banjir udah gitu airnya bisa buat mancing yaah walaupun hasilnya hanya sampah seh dan baunya juga segar (anggap saja parfum baru). Hahahahhaa....

Abu memang TOP tanpa dikomando bisa melalui banjir walaupun banjirnya enggak panjang tapi lumayan juga bisa buat motor mogok dan itu sudah terbukti, bahkan beberapa angkot pun kagak berani menerjangnya milih mencari jalan memutar daripada harus menerobos banjir. Tak hanya sampai di situ ada juga beberapa genangan air di beberapa jalan. Melaju kendaraan dengan pelan sambil melihat kanan kiri dan melihat sungai yang mengalir di bawah jembatan dua hampir meluap, tinggal beberapa jengkal saja dari bibir jembatan mungkin karena sungainya sudah dangkal dan terisi sampah.

Tak hanya itu sampai di terowongan terlihat beberapa orang sedang memegang ember, ternyata air yang dari selokan dekat jalan tol masuk rumah hingga kasurnya pun basah kuyup tak terselamatkan. Untuk menghindari air masuk sampai pagar beton pembatas jalan tol yang terletak lebih tinggi di buat lubang biar air bisa masuk kembali ke selokan. Abu terus melaju hingga sampai di jembatan wooow airnya meluap, karena jembatannya berada sedikit tinggi diantara kedua jalan sehingga jalan terendam dan menggenang, aku kira airnya tidak dalam ternyata oh ternyata dalamnya lumayan juga untungnya abu lebih tangguh hingga perjalanan sampai di rumah takut juga tadi ketika melewati jembatan bagaimana coba kalau tiba-tiba abu mogok habisnya airnya benar-benar tinggi. Tapi sebelum masuk pekarangan rumah aku melihat jalan depan rumah sudah penuh dengan daun-daun yang jatuh, itu bukan hanya di depan rumahku saja ada kali sampai 8 rumahan yang jalannya juga tertutup daun-daun.

Seperti tujuan awal pulang lebih awal sampai rumah mau tidur, namun sepertinya ngantuk tiba-tiba pergi mungkin karena kaget dengan pemandangan yang aku lihat kali ya sehingga lebih memilih melarikan diri. Awalnya seh sudah di peringatkan ibu jika naik hati-hati tangganya basah kena air dari atas, pikirku cuma tangganya saja donk eeh ternyata kamarku juga bocor, airnya pinter milih menetes di atas televisi hahahaha..... Tapi enggak banyak seh hanya di bagian bawah yang airnya beleber, seenggaknya enggak separah kamar adik-adikku yang sampai kasurnya basah bahkan kamar adikku cowok sampai komputer dan teman-temannya tak luput terkena incaran air hanya berharap airnya tidak masuk sampai kedalam komputer. Namun patut berlega hati karena semua lepi aman cuma terciprat dikit. Semua lepi aman baik punyaku maupun punya adik-adikku, yeeees.

Air selalu bisa mencari celah untuk jalan menuju ke muara.

Empek-empek hasil titipan di kantor tadi tak bisa langsung aku nikmati. Sepertinya aku juga lupa kalau sudah beli empek-empek saking bingungnya bersihin kamar-kamar dan memindah-mindahkan barang-barang agar tidak basah, huuuuft.... Hujan ibu tidak ngecek ke atas, katanya hujan pake angin besar sehingga tidak berani ngecek ke atas. Semua kamar beres dan hujan pun berhenti sebelum mengerjakan tugas selanjutnya makan empek-empek dulu saja aah. Saat turun tangga untuk mengambil mangkuk haaachi...haaachi...., "ell...", suara ibu dari dapur. "Habis kena hujan yooooo..." tak kalah untuk membela diri dan itu menjadi tanda bila flu sudah datang padaku. Menikmati empek-empek yang kenikmatannya sudah hilang bersama hujan tapi lumayan lah buat memanjakan cacing dalam perut kini setelah itu saatnya bersihin jalan. Wiiiih kaya lomba saja beberapa orang berada di jalan sambil membawa sapu lidi dan engkrak. Heran darimana saja daun-daun ini karena tidak mungkin kalau pohon yang ada di depan rumah yang daunnya besar sedangkan yang aku sapu ini daunnya kecil bengong melihat pekarangan rumah tetangga satu persatu untuk mencocokkan pohon yang daunnya tersebar di jsepanjang jalan, tak ketemu mungkin dari popon kelengkeng milik tetangga sebelah kali ya tapi hebat juga tu pohon aku saja bisa dapat satu ember cat besar penuh kok belum tetangga yang lain dan pohonnya masih berdiri kokoh dengan daunnya yang sangat lebat.

Sungguh hari uyang luar biasa, aku suka hujan tapi kagak pake petir apa lagi angin yaaa. Hujan kalau datang sendirian aja donk jangan ajak-ajak yang lain temennya serem-serem bikin takut. ;)

0 komentar:

Posting Komentar