08/04/14

Penjaja Es Keliling

Ketika melakukan rutinitas corat-coret terdengar suara gemericik seperti lonceng yang lewat di depan rumah. Ini bukan suara sapi yang lewat melainkan orang yang jualan es potong yang masih menjajakan dagangannya hingga larut malam.

Seorang bapak-bapak dengan perawakan tubuh kecil setiap hari melewati depan rumahku sambil membunyikan lonceng untuk menarik perhatian orang-orang yang saat ini lebih suka bermalas-malasan di depan pesawat televisi sambil menyaksikan acara kesayangannya guna menghilangkan rasa lelah setelah seharian beraktifitas. Penjual es keliling yang tak pernah absen lewat depan rumah meskipun hari hujan sekali pun. Menggunakan sepeda tua ia menjajakan dagangannya dari satu kampung ke kampung lainnya. Tak pernah merasa putus asa, ia mengayuh sepeda hingga ke kampungku yang sebenarnya berada di dataran tinggi, untuk mencapainya membutuhkan tenaga ekstra apalagi dengan membawa sepeda pastinya akan jauh lebih berat.

Melihatnya ada rasa iba namun, gimana dikata secara aku tak terbiasa minum es, kalaupun minum hanya sebagai sarat ketika ingin saja itu pun hanya air es bukan esnya langsung karena setiap minum es langsung pilek (seperti anak kecil ya). Ketika berbincang-bincang di sela melihat televisi bapak berkata bila iba juga melihatnya, "kasihan sudah larut malam masih menjajakan es padahal cuaca sedang mendung siapa yang mau beli habis hujan gini kalau udara panas mungkin masih ada yang beli tapi ya bagaimana lagi itu memang pekerjaannya. Untungnya enggak seberapa, bapak pernah bertanya pada penjual es yang rumahnya dekat pabrik tahu. Pabrik tahu mana bapak....tanyaku, Pabrik tahu bawah sana itu yang ke arah lapangan. Katanya jika dagangannya habis untungnya hanya 40 ribu, bayangkan dari pagi sampai malam begini muter-muter hanya mendapat uang Rp. 40.000,- itu juga kalau habis, bayangkan kalau cuaca hujan begini....., bapak tidak bisa bayangkan berapa uang yang didapat setelah seharian menjajakan es". Bapak bercerita tentang perbincangannya dengan pedagang es keliling yang pernah di ajaknya ngobrol. "Enggak bisa bayangkan dengan uang segitu apa bisa memenuhi semua kebutuhan sehari-hari trus bagaimana juga membagi-baginya agar semuanya terpenuhi....." Tak ada komentar yang aku berikan hanya mendengarkan cerita bapak, hanya ucap syukur dengan apa yang telah aku dan keluargaku dapat selama ini. (L)

Related Posts:

  • Suara Klakson Tiap long weekend kota di daerah ramai dengan mobil plat luar kotaan. Selama ini aku melihat dan menganalisa mengapa beberapa mobil yang berplat B bila liburan datang di kota lain saat berkendara selalu ngebut dan sering … Read More
  • Hilangnya Lagu Anak-anak Pasti dulu sering banget kan nyanyi lagu anak-anak kecil favoritnya, tapi kalau kita lihat perkembangan lagu anak Indonesia sekarang pasti semua orang sejutu kalau lagu anak Indonesia sekarang sangat kurang. Dulu kita seri… Read More
  • Panti Asuhan Cacat Ganda Alhamdulillah kemaren hari sabtu (15/06) sebuah nazar dan sedikit penghasilan yang sudah aku sisihkan dari penjualan dagangan online-ku dan memang dari awal jualan sudah aku niatkan menyisihkan sebagian untuk membantu sodara… Read More
  • Bank Sampah Sampah merupakan material sisa yang tidak di inginkan setelah berakhirnya suatu proses, lalu di devinisikan manusia menurut derajat keterpakaiannya. Dalam proses-proses  alam sebenarnya tidak ada konsep sampah yang ada … Read More
  • Terbakar Api Cemburu Seseorang yang terbakar api cemburu kerap merasa harga dirinya terinjak-injak, rasa amarah yang memuncak menjelma menjadi dendam hingga berujung pada tindakan sadis. Jika korban dianggap merendahkan harga diri , nilai martab… Read More

0 komentar:

Posting Komentar