06/04/14

Pandangan Mata itu....

Tiba-tiba dia datang menghampiriku dan menatapku lekat lalu memelukku dengan erat. Aku membalas pelukan hangat untuknya. Aku lihat matanya saat menengadah seakan berbicara "aku mohon"  mata yang berkedip-kedip bagai manahan air yang akan menggenangi kelopak matanya.

Aku lihat tas yang dia bawa tergeletak di sudut rak buku yang tak jauh dari kami berdiri.
"Kenapa gak jadi beli..., kok tasnya malah di taruh situ" kenapa heeeem..." 
Tak ada jawaban dari bibir mungilnya hanya pandangan yang tak lepas dariku. Pelukannya semakin erat aku rasakan.
"Jadi beli buku gak...?!" Tanyaku kepadanya untuk meyakinkan kembali.
Lagi-lagi hanya diam dan tak ada jawaban hanya pelukan dengan mata yang sedikit nanar.
"Sana tasnya di ambil" 
"Antar to..." muka itu mensyaratkan keluguan dan sebuah pandangan yang berharap masih terpancar darinya. Aku lepas pelukannya dan berganti merangkul mengantarnya untuk mengambil tas yang berisi beberapa buku yang sudah dipilihnya.

"Ada bukunya Ti", kembali memandangku dengan lekat
"Coba tanya Ti jadi beli enggak...?!" berbalik memandangnya dan masih dalam rangkulanku
"Antar ya....."
"Sendiri ah, sana tanya Ti"
"Sama Li" Aku melihat ada rasa takut mendekatinya
"Ayo......".
Perasaan takut menghinggapinya, entah apa yang sudah dilakukan adiku hingga putra sampai takut untuk mendekat.
Berdiri diantara rak-rak buku beberapa langkah dari Ti, yang masih sibuk memilih-milih buku dengan posisi membelakangi kami.
"Udah sana tanya jadi beli ga bukunya....??!
"Sama Li..."
"Gak kenapa-kenapa...., udah sana tanya Ti jadi beli buku enggak" Dia memelukku lagi dan memandangku lekat.
"Li saja....."
"Ada apa, tadi putra diapain Ti...." Hanya diam membisu sambil mendekap lebih erat
"Ya sudah ayo bukunya di bayar dulu" Kami berdua pun menuju ke kassa untuk membayar buku-buku yang sudah ada di tas belanja.

Entah apa yang terjadi hingga membuatnya tiba-tiba berubah begitu, Sampai-sampai putra tidak berani mendekat apa lagi menyapanya.

Wajah lucu dan menggemaskan yang masih polos, walaupun dia masih kecil namun berpikiran dewasa dan yang lebih menggemaskan dia bisa tau sikon dari orang lain. Walaupun dia cowok namun perasaannya lembut. (L)

Related Posts:

  • Inginku (Menunggu) "Sampaikapan kamu begini, waktumu akan terbuang sia-sia. Iya kalau dia kembali, kalau dia disana sudah punya anak istri bagaimana..." Aku tak pernah bisa bercerita tentang apa yang terjadi pada diriku secara gamblang da… Read More
  • Perubahan " Ga mau aku ingin jadi orang jahat saja, sudah bosan baik sama orang" " Eeh, mba ga boleh begitu, kita mesti baik kepada semua orang" " Enggak aah mba. Yang lain juga jahat, sekarang jadi orang jahat saja " " Ini orang, … Read More
  • Harapku Membayangkanmu telah berdua dan sedang memeluk erat perempuanmu dengan begitu mesra tiba-tiba saja emosi menyeruak, dada ini berdetak dengan kencangnya, sedikit sesak dan menyakitkan. Apa yang harus aku lakukan... Sia… Read More
  • Kangen Mas Pupu Sekarang aku hanya bisa melihatnya dari kejauhan, aku mendekatpun dia malah beranjak pergi ataupun sembunyi bahkan terkadang lebih memilih untuk pura-pura tak melihat meskipun kita sudah bertatapan meskipun kucoba ya… Read More
  • persetan dengan semuanya Andai menenggak racun di perbolehkan, mungkin aku akan memilih cara singkat itu. Aku bosan dengan semua kepura-puraan, aku lelah dengan segala yang sudah terjadi. Jalan yang tak pernah aku lihat ujungnya semua yang terliha… Read More

0 komentar:

Posting Komentar