10/04/14

Berbincang dengan Hati

Apakah kamu benar-benar menyayanginya ?
Ya, aku sayang dia
Apa buktinya bila kau sayang....??
Aku mencoba untuk selalu ada buat dia, secepat mungkin menjawab pesan, mengusahakan dengan bagaimana pun agar bisa selalu berkomunikasi dengannya.
Belum cukup
Tak pernah berpikiran ataupun selintas pikiran untuk yang lain atau mencoba menduakannya.
Itu sudah seharusnya, apa lagi....
Mensuport dia dan tak menuntut apa-apa
Yakin gak menuntut apa pun..., lalu apa namanya bila ngambek-ngambekan gitu
Karena cemburu. Dia yang memberikan hampir seluruh waktunya untuk kesibukannya.
Dimana mensuportnya kalau begitu....
Tak banyak tanya, tak mengatur-ngatur dan hanya sekedar mengingatkan, hanya lebih protek ke kesehatan itu juga demi dirinya juga.
Itu belum cukup, apa lagi....
....?!

Mencoba mencari tau tentangnya ketika dia menghilang, aku pun tak dapat berpaling darinya
Apakah kamu benar-benar mengenal dia
Enggak secara pasti
Seberapa besar kau mengenalnya ? Kira-kira berapa persentasenya
Entah berapa %

Bila ada yang bilang mencintai jangan sampai 100% namun itu sudah terlanjur aku lakukan. Hingga aku tergantung dengannya bagaikan separuh nyawaku ada bersamanya
Apakah ada 50% kau tau tentangnya
Enggak yakin, mungkin lebih tapi bisa juga kurang
Apakah kamu tau segala bebiasaannya, apa yang dia suka dan yang enggak, apakah kau juga mengenal keluarganya, apa kamu tau rutinitasnya, apa kamu tau kesibukan dan bisa membaca suasana hatinya dan menghiburnya dikala sedih, apakah kau tau pergaulannya, apakah kau kenal teman-temannya, dan apakah kau tau segala hal tentangnya mulai dari hal yang sepele maupun yang terkecil hingga semuanya...?!
......, tapi kan........
Sayang itu bukan tapi, harusnya "MESKIPUN" bila kamu benar-benar sayang
Aku tau makanya tak banyak menuntut dan tak banyak tanya.
Kamu enggak benar-benar sayang dia, karena kamu tidak tau hampir semuanya tentangnya.
Mengapa bilang seperti itu...., memang aku tak sepenuhnya tau hingga detik ini aku masih belajar untuk mengerti dan mengenalnya. Jangan menghakimiku begitu, coba gunakan hatimu bila ingin tau apakah aku sayang ataukah hanya permainan belaka.

Kau tak paham dan sepertinya gak akan pernah mengerti sebelum mengenalku
Mengapa aku harus mengenalmu, kamu sendiri saja belum sepenuhnya mengenal dirimu sendiri mau sok-sok an mengenal dan mengerti orang lain
Ya aku tau. Mungkin yang kau katakan benar. Apakah ini juga yang membuat dia begini....
Tanyakan pada dirimu bila ingin tau jawabannya.
Logikaku tak jalan, yang aku rasakan hanya merindu dan kangen. Menyalahkan diri sendiri yang tak bisa paham tentangnya dan tak bisa berbuat apa-apa untuknya. Hanya berdiam diri di tempat ini menunggu dia kembali
Sampai kapan kau akan menunggu….?!
Hingga aku hati ini berkata cukup, menemukan alasan dari sebuah penyangkalan dan memutuskan untuk berlalu dari tempat ini
Itu namanya bodoh, cinta sudah membutakan segalanya. Coba buka matamu dan lihatlah apa yang kamu lakukan itu sudah benar
Ya, menurutku yang aku lakukan ini hampir menuju ke arah yang benar. Karena janji dan sebuah komitmen buatku bukan permainan. Mungkin aku yang belum bisa menstabilkan langkah hingga terkadang ada di depan namun tak jarang juga berada di belakang sehingga tidak bisa melangkah sejajar dan mungkin karena ini juga yang membuatnya terbebani karena harus menarikku dalam genggamannya agar bisa sejajar dengannya saling menopang dalam satu genggaman tangan. Hingga merasakan kehadiran satu sama lain untuk penyemangat menempuh perjalanan yang tak mudah
Ok. Bila memang dia tujuan akhirmu perjuangkan, namun ingatlah jangan memaksanya karena pasir dalam genggaman yang erat akan membuatnya kesakitan yang akhirnya berjatuhan.
Iya aku tau, Meskipun aku berharap dia benar-benar pemilik tulang rusuk ini namun bila memang tak berjodoh dengannya yang aku ingin  hanya melihatnya bahagia dan mendapatkan pengganti yang lebih baik dariku dalam segala hal. Aku hanya ingin melihatnya tersenyum bahagia.

0 komentar:

Posting Komentar