21/04/14

Kau Masih Sama


Membaca cerita masa kecil yang di post di facebook tentang hujan, ternyata tak hanya aku yang menyukai rintik-rintik hujan yang hadir menyapa bumi ku ini. Namun bukan tentang keceriaan bersama teman-teman saat menggocek bola dikala hujan seperti yang kau ceritakan tapi aku merasakan ada sesuatu kesedihan disana. Tak ada sedikitpun terlihat guratan senyum dikala coretan itu kau buat, aku merasakannya ya benar-benar merasakannya. kalau tak salah tebak ada secuil kerinduan tentang satu masa yang ingin kau ulang, nuansa indah yang terpahat rapi tapi bukan suasana hujan-hujanan lho ya entah cerita tentang apa aku tak tau mungkin tentang restu bumi ketika kau dengan pacarmu kali, coba kau kasih tau aku bila memang benar tapi jangan coba berkilah bila yang aku ucapkan benar.

Wajah yang sendu yang menyimpan banyak kegetiran tentang kisah hidup yang sangat rumit, sebuah pemberontakan yang tak mengerti apa dan mengapa semua terjadi. Cermin....., cermin diriku yang masih sama. Kita diam tak bertegur sapa kembali seperti orang asing yang tak mengenal satu dan yang lainnya.

Aku ingat engkau dengan logikamu yang menggemblengku agar tak rapuh dan aku juga menularkan kerapuhan itu untuk melelehkan sedikit kekerasan pikiranmu kita seperti satu karakter yang melihat dari 2 sudut pandang berbeda. Aku kira virusku telah masuk menyatu dengan darahmu ternyata perkiraanku salah kita kembali ke sifat masing-masing, kembali seperti semula.

Apakah sebenarnya yang kau cari, mengapa hingga sekarang aku tak dapat menemukan kilauan mata yang berbinar. Janganlah kau matikan hatimu, berjuanglah untuk dirimu sendiri semua yang kau lakukan tak akan sia-sia. Teruslah menulis karna aku menyukai tulisanmu, tulisanmu indah dengan pilihan kata yang berderet menjadikan cerita itu menjadi hidup dan berkarakter.

Terkadang aku bertanya pada diriku sendiri apakah kau masih menggenggam tangan ini atau kah kau sudah melepasnya.... Janji kita untuk terus ada dan selalu bergandengan agar kita tak merasa sendiri hingga tangan ini benar-benra menemukan sosok yang bisa menggantikan untuk merengkuh dan menjaga raga. Apakah kau ingat..... dan satu hal yang belum bisa kita realisasikan hingga detik ini merayakan ultah bersama di pantai.

Che walaupun kini kita tak saling menyapa namun aku sangat berterima kasih karena perkenalan itu hadir dikala kita dalam keadaan down, saling menguatkan, menghibur dan ternyata kita memiliki banyak kesamaan. Sempat juga terbesit pikiran apakah kita sama hanya berbeda generasi, kau masih sama anak kecil yang sedang mencari jati diri yang tak mau dibilang galau. Kena kau, yongsa si empunya galau.

0 komentar:

Posting Komentar