01/11/14

Terima Kasih Tegurannya

Cerita berawal dari sebuah chat bbm waktu itu aku mengomentari fotonya yang lagi menghadap ke arah danau, dan dia membalas mengomentari fotoku yang lagi memandangi danau buatan.

"Mas ngapain, jaga sungai gitu..."
"Mana ada sungai itu danau lah..."
"Terus mau ngapain tu. Jangan bilang  kalau mau terjun lho ya"
"Hehehehe..., mba itu juga mau terjun kelihatannya"
"Kan mau nolongin mas'e..."
"Kenapa mau nolongin aku..."
"Kalau ga di tolong terus aku nyender sama siapa..."
"Ya kamu harus jangan ketergantungan sama aku. Kalau ga ada gimana...."

Kata-katanya jleeeb.... Selepas membaca membuat dada langsung terasa sesak. Maaf jika selama ini aku tak tau diri selalu merepotkan. Perkataannya seperti memukul otakku dan memecahkan tempurungnya sehingga memunculkan sebuah pikiran "apakah dia juga ingin pergi....", sadar tak mungkin juga selamanya aku bisa memintanya untuk meminjamkan pundaknya untuk bersandar karena tak bisa di pungkiri bila kekasihnya tak akan mengijinkan. Aku sadar cepat atau lambat dia juga akan pergi, pergi untuk menjemput kebahagiaannya sendiri, aku yakin akan hal itu.

Membacanya membuatku 100% terjaga dan seketika itu juga aku ingat bahwa tak mungkin ada yang betah berlama-lama menemaniku. Sepertinya kalimat itu membuat moodku berubah 180 derajad dan dia pun menyadari peruhaban itu, meskipun ga yakin juga sebenarnya mungkin dia hanya heran dengan jawaban selama obrolan setelah perkataannya itu yang keluar hanya jawaban singkat "iya.., enggak..." 

Maaf, memang tak sepantasnya aku tergantung dengan siapa pun  termasuk dengan dia, dia yang menjadi tokoh utama dalam coretan-coretanku yang hingga saat ini masih belum bisa aku lepaskan. Apakah kau merasakannya...

Related Posts:

  • Proses Pengenalan Diri Sudah dua hari ini aku sedikit disibukkan dengan pikiranku yang mulai tersadar dengan keanehan tentang feeling yang sekarang lebih sering aku rasakan kepada orang lain, bahkan dengan feeling ini juga tak jarang membuat perbi… Read More
  • Menyapa Yongsa 2 Ting tong... Yooooooo "Maap baru pegang hp. Ada apa gerangan?" "Hehehheee Kangen" "Sini-sini duduk manis" "Pengen nyender" "Sini sini... Kelelahan apa yang membuatmu kepingin bersandar" "Kangen saja dan pengen manja-ma… Read More
  • Menyapa Sapaan pagi yang terkadang datang, bila kadang bisa dibilang pas ingat dan ga sibuk sering datang baik itu ketika pagi, siang ataupun malam. Ya sekedar menyapa dan kadang mengingatkan keberadaan masing-masing itulah gunanya … Read More
  • Rasa yang Menjadi Emosi Chat di suatu hari, bagaimana mungkin aku tau masalah yang sedang ia hadapi karena aku tak punya kemampuan lebih untuk melihat hati maupun pikiran seseorang, andai itu ada sudah dari dulu kali tak mengalami galau yang berkep… Read More
  • Perkenalan yang Tak Sengaja Sabtu (08/11) akhirnya aku menyerah untuk memberikan nomor teleponku pada mas Manu. Aku mengenalnya dari sebuah jejaring sosial yang akhir-akhir ini aku aktifkan lagi untuk menggali korelari, pengalaman dan mengaktifkan kemb… Read More

2 komentar:

  1. So sweet.....

    Hi... bngunlah kau mnusia!
    Tkutkah kau dg ksndirianmu?
    Kau anggap apa ak " الله " slm hidupmu?
    Bkankah kau tau ak lbh dkat dg mu drpd urat lehermu?
    Ak yg maha tunggal brkuasa dijagat ini.
    Bkankah kau jg tau smua yg trjadi di jagat ini atas ridhoku?
    Knp kau tk memintaku utk mridhoi keinginanmu?
    knp kau lbh tkut jauh dr cptaanku ktimbang dgku?
    bkankah nanti di alam kubur kau jg akn sndiri?
    Wahai mnusia' mshkh kau mrs tkut dg ksndirianmu? jiahahaha. . . .

    #@ku akn hdir di hati sepi yg mnepi_

    BalasHapus
  2. aku tau semua berpusat padaNya, coba posisikan di tempat yg sama aku bukan wanita yg kuat dan tak sekuat anomin,
    seperti gelap yang akan selalu menjadi temanku sepanjang perjalanan di kala kaki ini enggan menapak dari tangan orang lainkah Tuhan menolongku untuk menjadi kuat :)

    BalasHapus