12/07/12

Api dan Asap,

Suatu ketika, ada sebuah kapal yang tenggelam diterjang badai. Semuanya porak poranda. Tak ada awak yang tersisa, kecuali satu orang yang berhasil mendapatkan pelampung. Namun, nasib baik belum berpihak pada pria ini. Dia terdampar pada sebuah pulau kecil tak berpenghuni, sendiri, dan tak punya bekal makanan.

Dia terus berdoa pada Tuhan untuk menyelamatkan jiwanya. Setiap saat, dipandangnya ke penjuru cakrawala, mengharap ada kapal yang datang merapat. Sayang, pulau ini terlalu terpencil. Hampir tak ada kapal yang mau melewatinya.

Lama kemudian, pria ini pun lelah untuk berharap. Lalu, untuk menghangatkan badan, ia membuat perapian, sambil mencari kayu dan pelepah nyiur untuk tempatnya beristirahat. Dibuatnya rumah-rumahan, sekedar tempat untuk melepas lelah. Disusunya semua nyiur dengan cermat, agar bangunan itu kokoh dan apat bertahan lama.

Keesokan harinya, pria malang ini mencari makanan. Dicarinya buah-buahan untuk pengganjal perutnya yang lapar. Semua pelosok dijelajahi, hingga kemudian, ia kembali ke gubuknya. Namun, ia terkejut. Semuanya sudah hangus terbakar, rata dengan tanah, hampir tak tersisa. gubuk itu terbakar, karena perapian yang lipa dipadamkannya. Asap membumbung tinggi, an hilanglah semua kerja kerasnya semalam. Pria ini berteriak marah, "Ya Tuhan, mengapa kau lakukan ini padaku. Mengapa?... Mengapa?". Teriaknya melengking menyesali nasib.

Tiba-tiba...terdengar peluit yang ditiup. Tuittt....tuuitttt. Ternyata ada sebuah kapal yang datang. kapal itu mendekati pantai, dan turunlah beberapa orang menghampiri pria yang sedang menangisi gubuknya ini. Pria ini kembali terkejut, ia lalu bertanya, "Bagaimana kalian bisa tahhu kalau aku ada disini? Mereka menjawab, "Kami melihat simbol asapmu!!"


Pesan Moral:
Sahabat, sangat mudah memang bagi kita, untuk marah saat musibah itu tiba. Nestapa yang kita terima, tampaknya akan begitu berat, saat terjadi dan berulang-ulang. Kita memang bisa memilih untuk marah, mengumpat, dan terus mengeluh. Namun, teman, agaknya kita tak boleh kehilangan hati kita. sebab, Tuhan selalu ada pada hati kita, walau dalam keadaan yang paling berat sekalipun.

Dan sahabat, ingatlah, saat ada "asap dan api" yang membumbung dan terbakar dalam hatimu, jangan kecil hati. Jangan sesali semua itu. Jangan hilangkan perasaan sabar dalam kalbumu. Sebab, bisa jadi itu semua adalah sebagai tanda dan simbol bagi orang lain untuk datang padamu, dan mau menolongmu. Sebab, untuk semua hal buruk yang kita pikirkan, akan selalu ada jawaban yang menyejukkan dari-Nya. Tuhan Maha Tahu yang terbaik buat kita. Jangan hilangkan harapan itu.

Related Posts:

  • Pengertian Orang Tua Setiap orang tua pastinya menginginkan yang terbaik untuk buah hatinya.  Setiap orang tua mengorbankan apa yang dimilikinya untuk kebahagiaan anak-anaknya. Setiap orang tua yang baik pastinya akan mengalah, dan berk… Read More
  • Ayah Seorang ayah yang bekerja mencari nafkah demi mereka yang dicintainya, tak menghiraukan hujan dan panas yang menyengat asalkan pulang membawa rejeki agar anak dan istri yang menunggu di rumah bisa makan. Segala lelah tak d… Read More
  • Masa Lalu apa Masa Depan Ketika berselancar di TB ada pertanyaan dalam Ask me anything yang di share @jalansaja sebagai tuan rumah yang lagi menjamu tamunya. Menurutku sangat bobot dan ini mungkin bisa membantu menjawab buat teman ngerumpi yang … Read More
  • Mimpi di pemberhentian Tak ada ujung yang terlihat. Bukan semata-mata karena bumi itu bulat namun dikarenakan tujuan yang terus berubah. Oooh bukan, bukan tujuan yang terus berubah namun karena di sepanjang perjalanan akan menemukan berbagai ma… Read More
  • Mengurai benang kusut Dan ketika benang sudah tersangkut, saling melilit dan membuatnya kusut maka sejenak keasyikan menjahitpun menjadi terhambat untuk mengurai benang agar bisa digunakan lagi tanpa harus memotongnya. Butuh kesabaran, ya tentu… Read More

0 komentar:

Posting Komentar