11/07/12

Kisah Wortel, Telur, dan Kopi

Seorang anak mengeluhkan pada ayahnya mengenai kehidupan dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu berat baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah. Ia sudah lelah untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya, seorang koki, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 panci dengan air dan menaruhnya di atas api. Setelah air di panci-pandi tersebut mendidih. Ia menaruh wortel di dalam panci pertama, telur di panci kedua dan ia menaruh kopi bubuk di panci terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak membungkam dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan sang ayah. setelah 20 menit, sang ayah mematikan api.

Ia menyisihkan wortel dan menaruhnya di mangkuk, mengangkat telur dan meletakkan di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya.

Lalu ia bertanya kepada anaknya, "Apa yang kau lihat, nak?" "Wortel, telur, dan kopi" jawab si anak. Ayahnya mengajaknya mendekat dan memintanya merasakan wortel itu. Ia melakukannya dan merasakan bahwa wortel itu terasa lunak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memcahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebuah telur rebus yang mengeras. Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi dengan aromanya yang khas. Setelah itu, si anak bertanya, "Apa arti semua ini, Ayah?"
Ayahnya menerangkan bahwa ketiganya telah mengalami 'kesulitan' yang sama, melalui proses perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.

Wortel sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus, wortel menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Bubuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, bubuk kopi merubah air tersebut.

"Kamu termasuk yang mana?," tanya ayahnya. "ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya? Apakah kamu wortel, telur atau kopi?" Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu adalah wortel yang kelihatannya keras, tetapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadikan lunak dan kehilangan kekuatanmu."

"Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembutnya? Dengan jiwa yang dinamis, namun setelah adanya kematian patah hati, perceraian atau pemecata maka hatimu menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihat sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?".

"Ataukah kamu adalah bubuk kopi? Bubuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 derajat Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat."

"Jika kamu seperti bubuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu jadi membaik.

Related Posts:

  • Lelaki Idaman wanita Jadi Beginilah Lelaki Idaman wanita itu.. » Lelaki terindah di mata wanita bukanlah yang paling tampan, melainkan yang bisa membuatnya merasa tercantik di dunia... » Lelaki tergagah di hati wanita bukanlah yg paling ke… Read More
  • Pencapaian yang Besar Lahir dari Sebuah Perjuangan Kekuatan itu Tumbuh Dari Kelemahan.. Bila Tidak sampai tertusuk, tersakiti atau dengan kondisi yang Mulai Menekan Maka KEKUATAN yang tersembunyi tidak akan Keluar. Pergejolakkan dalam Perjuangan akan selalu mendorong Kit… Read More
  • Berkaca dari Orang Lain Saat orang bicara merendahkan diri kita... itu pertanda bahwa kita sudah berada di tempat yang LEBIH TINGGI. Saat orang bicara dengan nada iri mengenai kita.... itu Pertanda bahwa kita sudah jauh LEBIH BAIK dari merek… Read More
  • Arti Pengorbanan  • Suatu hari, semua  penduduk desa berdoa memohon hujan. Saat semua orang kumpul untuk doa, hanya 1 anak laki2 yg membawa payung. "ITULAH IMAN"  • Teladan dari seorang bayi berusia 1 tahun. Ketika kamu mele… Read More
  • Kekuatan dari dalam Jiwamu Dulu Engkau Tangguh.... Kenapa sekarang luluh? Sudahlah, jangan mengeluh, Hidup memang lumrah begitu KESULITAN itu aksesoris hidup, dia kadang mengepung, menjelma bagai Elang, menyeringai Garang, mencengkram Tajam … Read More

0 komentar:

Posting Komentar