27/07/14

Aku Berbicara Pada Benakku

Aku berbicara pada benakku sendiri

Aku     : Beranikah kamu mengatakan cinta pada dia?
Benak  : Berani... eh tidak..., eeh ga tau, berani ga ya...
Aku     : Ga meyakinkan, plin-plan
Benak  : Bingung, sebenarnya ingin tapi nanti kalau malah diketawain gimana
Aku    : Lalu apa kamu akan menunggu dia yang nembak duluan gitu, iya kalau buru-buru nembak kalau enggak gimana... Mau nunggu sampai kapan...
Benak  : Masa perempuan yang nembak duluan,
Aku     : Memang kenapa kalau perempuan nembak duluan, katanya jaman emansipasi. Buktikan donk
Benak  : Ga siap, nanti kalau dia menjauh dan ga mau kenal aku lagi gimana...
Aku     : Ya resiko..., seenggaknya dengan begitu kan bisa tau bagaimana perasaan dia ke kamu
Benak  : Apakah aku siap bila tiba-tiba dia menghilang dan tak mau kenal aku lagi....
Aku     : hanya terdiam
Benak  : aku, biarkan ini berjalan apa adanya ya, suatu saat perasaan dia akan terjawab, aku jangan bimbang
Aku      : Bukan bimbang hanya aku kasihan dengan benak yang hanya bisa memendam sendiri
Benak  : ini sudah resiko yang ditanggung karena mencintai diam-diam. Aku enggak kenapa-kenapa biarkan sementara begini
Aku     : Baiklah bila itu sudah menjadi keputusan benak. Penantian tak berujung
Benak  : Aku mau bantu untuk memberikan sinyal-sinyal kecil untuknya, bahwa ada yang menginginkan hatinya.
Aku     : Tenang saja, aku akan bantu.

Kadang seorang wanita lebih suka memendam perasaannya sendiri dari pada untuk memilih mengutarakan kepada orang yang disukainya. Hanya menunggu sambil memberikan sinyal-sinyal perhatian yang lebih dari biasanya namun sayangnya terkadang sinyal yang datang dianggap hanya wujut perhatian yang biasa oleh lawan jenisnya dan ketika semuanya sudah terlanjur dalam artian orang yang di taksir memilih wanita lain sebagai tambatan hatinya wanita masih kekeh memendam rasa kecewa yang dikemas apik dalam sebuah senyum palsu. Entah wujud dari sebuah pengorbanan atau hanya kebodohan sesaat.

Meskipun sekarang jaman emansipasi namun sebagai bangsa yang menganut adat ketimuran inilah yang terkadang menjerat wanita sulit untuk mengatakan perasaannya terlebih dahulu.

ide setelah makan sahur

Related Posts:

  • Menyapa Yongsa 2 Ting tong... Yooooooo "Maap baru pegang hp. Ada apa gerangan?" "Hehehheee Kangen" "Sini-sini duduk manis" "Pengen nyender" "Sini sini... Kelelahan apa yang membuatmu kepingin bersandar" "Kangen saja dan pengen manja-ma… Read More
  • Proses Pengenalan Diri Sudah dua hari ini aku sedikit disibukkan dengan pikiranku yang mulai tersadar dengan keanehan tentang feeling yang sekarang lebih sering aku rasakan kepada orang lain, bahkan dengan feeling ini juga tak jarang membuat perbi… Read More
  • Rasa yang Menjadi Emosi Chat di suatu hari, bagaimana mungkin aku tau masalah yang sedang ia hadapi karena aku tak punya kemampuan lebih untuk melihat hati maupun pikiran seseorang, andai itu ada sudah dari dulu kali tak mengalami galau yang berkep… Read More
  • Perkenalan yang Tak Sengaja Sabtu (08/11) akhirnya aku menyerah untuk memberikan nomor teleponku pada mas Manu. Aku mengenalnya dari sebuah jejaring sosial yang akhir-akhir ini aku aktifkan lagi untuk menggali korelari, pengalaman dan mengaktifkan kemb… Read More
  • Menyapa Yongsa 1 Sudah lama ga saling sapa, hanya dengan diam namun begitu kita masih saling menjaga, dia masih memberikan genggamannya seperti janjinya dulu sama sekali ga melepaskannya hingga aku menemukan orang yang tepat baru dia akan me… Read More

0 komentar:

Posting Komentar