Bangun tidur, mengumpulkan nyawa yang belum sepenuhnya tersadar.
Seperti beradaptasi dengan lingkungan baru, mungkin ini efek dari dunia
imajinasi ketika terlelap mengistirahatkan tubuh semalam kali ya.
Bisa
di bilang hari sudah tidak pagi lagi ketika mata tanpa sengaja beradu
pandang dengan jarum jam yang setia bertengger di dinding seperti sedia
kala. Jarum jam yang panjang menunjuk angka 12 sedangkan yang pendek
mengarah pada angka 7, kata ibu guru itu artinya menandakan sekarang
sudah jam 7, yeees ternyata aku masih ingat pelajaran waktu SD.
Inilah
kehebatanku kalau lagi libur bangun pagi, kadang lebih cepat dari kokok
ayam milik ibu tapi sebaliknya jika masuk kerja susah bener bangunnya.
Matahari sudah dandan rapi mulai memanaskan bumi terkadang juga belum
bangun.
Dengan ogah-ogahan aku langkahkan kaki
sementara mata masih setengah sadar menuju ke kamar mandi untuk sebentar
bercengkrama dengan air yang sudah menungguku sedari kemaren, bukan aku
yang jam karet tapi airnya yang datangnya terlalu cepat menepati janji,
hehehehee....
Segaaaaaar..., meskipun hanya cuci muka
dan sikat gigi namun ini membuat mata sepenuhnya pulih dari sisa-sisa
ngantuk. Kembali aku langkahkan kaki ke kamar untuk membereskan
barang-barang yang masih berserakan dari insiden coret-coret semalam.
Ketika
melihat ke tempat tidur, niatnya seh ingin merapikan seprai yang
sedikit berantakan disana-sini namun tiba-tiba saja pandangan mata
indah ini ( cieeee mata indah, mata belo iya) menangkap sesuatu yang
tergeletak di atas tempat tidur. Makhluk hijau dengan ukuran yang sangat
kecil, melihatnya bikin geli sebenarnya paling malas melihat sosoknya.
Apa kah itu ??! Ulat. Di tempat tidurku ada ulat kecil, kenapa bisa
disini..., jangan-jangan semalam ulat ini menempel di tubuhku... Pikiran
parno mulai bergerilya mungkin hal seperti inilah yang sering membuat
nyali semakin ciut. Aaah... ga mungkin kalau menempel tentunya ulat
sudah mati kegencet secara kalau tidur sudah kaya kipas angin muter,
mencoba membantah sekaligus menguatkan dari serangan rasa takut.
Bagaimana
bisa ulat malang ini bisa sampai disini mengingat ulat semacam ini
bukan jenis ulat yang biasa tumbuh di pohon-pohon hijau, kalaupun ada
lalu bagaimana bisa sampai kesini secara pohon yang terdekat dengan
kamar pun beberapa meter jaraknya dan sepertinya enggak mungkin. Apakah
si ulat terbawa angin masuk ke kamarku, tapi darimana angin berasal
mengingat jendela tertutup rapat kalau lewat balkon mana bisa secara
sudah beda arah, kalau lewat atap bagaimana..., hmmmmm, memangnya hidup
tu ulat dimana, di atap ya....
Semakin di pikir semakin
banyak kemungkinan dan semakin banyak pula sanggahan yang datang apa
lagi jika ulatnya di lihat bukan tambah imut malah bikin merinding.
Libas ulat pake kertas ga kepake lalu masukkan ke dalam kantong plastik
bersama sisa sampah semalam dan buang ke tempat sampah.
Masa
dengan ulat sekecil itu takut, malu tu ama badan.... Bukan takut cuma
geli. Sama saja podo bae sami mawon lah. Takut Vs geli jelas beda,
lihatlah dari segi pemahaman dan arti. Terserah lah yang penting ulatnya
sudah kagak ada dan cukupkan obrolan sampai disini.
Tapi darimana datangnya tu ulat ya.... Masih penasaran ????? *thinking*
0 komentar:
Posting Komentar