25/07/14

Ulat ~ Darimana Datangnya.....

Bangun tidur, mengumpulkan nyawa yang belum sepenuhnya tersadar. Seperti beradaptasi dengan lingkungan baru, mungkin ini efek dari dunia imajinasi ketika terlelap mengistirahatkan tubuh semalam kali ya.

Bisa di bilang hari sudah tidak pagi lagi ketika mata tanpa sengaja beradu pandang dengan jarum jam yang setia bertengger di dinding seperti sedia kala. Jarum jam yang panjang menunjuk angka 12 sedangkan yang pendek mengarah pada angka 7, kata ibu guru itu artinya menandakan sekarang sudah jam 7, yeees ternyata aku masih ingat pelajaran waktu SD.

Inilah kehebatanku kalau lagi libur bangun pagi, kadang lebih cepat dari kokok ayam milik ibu tapi sebaliknya jika masuk kerja susah bener bangunnya. Matahari sudah dandan rapi mulai memanaskan bumi terkadang juga belum bangun.

Dengan ogah-ogahan aku langkahkan kaki sementara mata masih setengah sadar menuju ke kamar mandi untuk sebentar bercengkrama dengan air yang sudah menungguku sedari kemaren, bukan aku yang jam karet tapi airnya yang datangnya terlalu cepat menepati janji, hehehehee....

Segaaaaaar..., meskipun hanya cuci muka dan sikat gigi namun ini membuat mata sepenuhnya pulih dari sisa-sisa ngantuk. Kembali aku langkahkan kaki ke kamar untuk membereskan barang-barang yang masih berserakan dari insiden coret-coret semalam.

Ketika melihat ke tempat tidur, niatnya seh ingin merapikan seprai yang sedikit berantakan disana-sini namun tiba-tiba saja pandangan mata indah ini ( cieeee mata indah, mata belo iya) menangkap sesuatu yang tergeletak di atas tempat tidur. Makhluk hijau dengan ukuran yang sangat kecil, melihatnya bikin geli sebenarnya paling malas melihat sosoknya. Apa kah itu ??! Ulat. Di tempat tidurku ada ulat kecil, kenapa bisa disini..., jangan-jangan semalam ulat ini menempel di tubuhku... Pikiran parno mulai bergerilya mungkin hal seperti inilah yang sering membuat nyali semakin ciut. Aaah... ga mungkin kalau menempel tentunya ulat sudah mati kegencet secara kalau tidur sudah kaya kipas angin muter, mencoba membantah sekaligus menguatkan dari serangan rasa takut.

Bagaimana bisa ulat malang ini bisa sampai disini mengingat ulat semacam ini bukan jenis ulat yang biasa tumbuh di pohon-pohon hijau, kalaupun ada lalu bagaimana bisa sampai kesini secara pohon yang terdekat dengan kamar pun beberapa meter jaraknya dan sepertinya enggak mungkin. Apakah si ulat terbawa angin masuk ke kamarku, tapi darimana angin berasal mengingat jendela tertutup rapat kalau lewat balkon mana bisa secara sudah beda arah, kalau lewat atap bagaimana..., hmmmmm, memangnya hidup tu ulat dimana, di atap ya....

Semakin di pikir semakin banyak kemungkinan dan semakin banyak pula sanggahan yang datang apa lagi jika ulatnya di lihat bukan tambah imut malah bikin merinding. Libas ulat pake kertas ga kepake lalu masukkan ke dalam kantong plastik bersama sisa sampah semalam dan buang ke tempat sampah.

Masa dengan ulat sekecil itu takut, malu tu ama badan.... Bukan takut cuma geli. Sama saja podo bae sami mawon lah. Takut Vs geli jelas beda, lihatlah dari segi pemahaman dan arti. Terserah lah yang penting ulatnya sudah kagak ada dan cukupkan obrolan sampai disini.

Tapi darimana datangnya tu ulat ya.... Masih penasaran ????? *thinking*


Related Posts:

  • Anak Ke Berapa yaa.... Heran bener sama ayah perasaan aku ini anak pertama tapi kenapa saat membahasakan ade lelakiku selalu dengan embel-embel "mas". Mungkin ayah lupa dikira ngobrol dengan adeku yang bontot kali ya, tapi mengapa selalu saja keti… Read More
  • Tetaplah Baik Karena Cerminan Dirimu " Ga mau aku ingin jadi orang jahat saja, sudah bosan baik sama orang" " Eeh, mba ga boleh begitu, kita mesti baik kepada semua orang" " Enggak aah. Yang lain juga jahat, sekarang jadi orang jahat saja " " Ini orang, en… Read More
  • Antara Cinta dan Persahabatan Bohong bila antara cowok dan cewek menjalin persahabatan tanpa melibatkan hati. Tak ada persahabatan antara dua orang lain jenis yang benar-benar murni,selalu melibatkan hati entah itu dari satu sisi ataupun dua sis… Read More
  • Sepenggal Motivasi Diriku Ya sudahlah, mungkin waktu itu memilih keputusan yang salah namun itulah hati, tak selayaknya aku menuntut atau menyalahkan karena memang 100% aku yang salah. Hingga kini belum bisa menuruti apa omongan bapak untuk mengontro… Read More
  • Kembali Membangun Benteng Sudah Ell sampai kapan kamu akan mengikuti hatimu, memanjakan otakmu, sudahi semuanya jangan kau siksa dirimu sendiri, biarkan dan terima apa yang sudah menjadi keputusannya. Sampai kapan pun kamu gak bisa melarangnya, ata… Read More

0 komentar:

Posting Komentar