28/07/14

Menangkap Sekelebat Bayangan


Rasanya ingin kembali ke masa anak-anak lagi agar tau bagaimana rasa lebaran yang sesungguhnya. Hari ini hari lebaran dimana menjadi hari yang sangat dinanti semua umat muslim di dunia yang katanya menjadi hari kemenangan entah kemenangan yang seperti apa aku belum mengerti secara pasti "menang" yang dimaksud.

Lebaran yang disambut suka cita dengan kemeriahan suara mercon, gema takbir yang tak henti-henti berkumandang dimana-mana, sajian istimewa di setiap rumah, dan berbagai macam tradisi yang ada di dalamnya tapi bagaimana dengan aku....? Pertanyaan yang mengherankan jika aku bertanya seperti itu, lantas kalau tidak boleh bertanya mengapa aku mesti berceloteh juga di sini, mungkin ocehanku kali ini tidak ada arti dan memang sama sekali tidak penting karena memang tidak ada yang bisa aku ceritakan. Lebaran ya sekilas buatku hanya sebuah perayaan tak lebih.

Aku tak merasakan apa pun, tak ada yang spesial buatku ini ya hari senin yang membosankan seperti minggu-minggu sebelumnya yang waktunya terasa lama berjalan hanya saja hari ini banyak tetangga yang menyempatkan diri datang ke rumah untuk berbagi senyum dan keceriaan. Kehangatan yang hadir tapi mengapa tidak sampai ke dalam hatiku...? Apakah ada yang salah denganku ? Mungkin jiwaku sudah mati rasa hingga tak bisa melihat dan berbaur dengan yang lain.

Hampa, sunyi dan kosong. Dan tadi sebelum sholat ied ada perasaan aneh yang mencoba keluar namun seakan tercekik di tenggorokan bikin nyesek, itu tandanya mesti menghela nafas panjang dan berat. Itu pun sudah aku lakukan bahkan beberapa kali. Lalu bagaimana ketika air mata keluar dengan sendirinya....? Aku gak menginginkannya dan aku juga tak memikirkan apa pun hanya sekilas mataku menangkap sekelebat bayangnya.

Apakah harus seperti ini....??? Oh ya semalam sempat terpikir andai lebaran ini ada di pantai yang sunyi, yang lain pada sibuk merayakan hari kemenangan ini malah ingin mengasingkan diri. Bermalam di pantai yang sepi mendengarkan suara ombak dan duduk di atas karang sambil menghitung bintang, tiba-tiba tak menyukai keramaian. Mati kutu rasanya ketika bayangan tentangnya datang menyapaku sedangkan sedetik pun bayangan itu tak pernah melepaskanku. Yaaaah begitulah kira-kira.


coretan  amburadul
error

0 komentar:

Posting Komentar