17/07/14

Bingkai Lukisan Alam

Pagi menjelma, matahari yang menerobos masuk melalui jendela kecil dari sudut kamar. Di balik tirai ini sering ku habiskan waktu melihat anak-anak kecil yang sedang bermain-main di jalan ataupun hanya sekedar rebahan memandang ke luar menyaksikan awan-awan yang lagi jalan-jalan. Lihatlah pucuk-pucuk daun kelengkeng milik tetangga itu, disana ada sarang burung, awalnya sempat bingung dan mencari-cari sember suara cicicuit burung yang agak lirih walaupun begitu masih tetep terdengar dari kamar. Ketika melihat keluar ada beberapa burung kecil yang terbang sesekali hinggap di atas atap rumah, mungkin mereka sedang mencari makan atau mencari jerami untuk memperindah sarang untuk bakal generasi mereka yang akan lahir.

Teduh mendengar suara-suara burung kecil yang ternyata masih bisa aku dengar. Alamku sekarang sudah jauh berbeda dibanding ketika masa kecilku, dulu sekeliling rumah ditumbuhi pohon-pohon liar sehingga mendengar kicauan burung sudah biasa. Kini, pohon-pohon itu sudah berubah menjadi rumah-rumah tak bersekat hingga tak ada celah sedikitpun untuk sebatang pohon tumbuh. Sehingga mendengar dan melihat burung-burung kecil terbang bebas sekarang menjadi bonus buatku.

Selain di jendela kamar aku juga suka menghabiskan waktu berlama-lama di sini (nunjuk gambar di atas) ini seperti balkon kecil yang sengaja di buat untuk ngadem. Melihat pemandangan malam kota Semarang dengan sedikit sentuhan mobil-mobil yang melintasi di jalan tol dan kalau lagi beruntung langitku lagi cerah terlihat bintang-bintang kerlap-kerlip, juga bisa menyaksikan senja ya lumayan lah kagak kalah cantik seperti di pantai atau bukit.

Di balkon ini pula aku sering memandang jauh seolah-olah ingin menembus gedung-gedung yang menghalangi pandangan mata mencari sesuatu yang tak terlihat. Sepertinya tempat ini menjadi favorit semua orang yang datang ke rumah. Terkadang aku habiskan secangkir teh hangat sambil mendengarkan lagu dari ponselku melalui handset dan membebaskan pikiran ini pergi kemana dia suka walaupun ujung-ujungnya ke situ-situ juga. Aaah sudahlah sudahi saja coretan ini sebelum mulai terperangkap dalam pikiranku sendiri. 


NB: Kalau ada yang mau ikut ngadem silahkan datang tapi bawa bekal sendiri ya

Related Posts:

  • Menikmati malam Baru kali ini benar-benar menikmati malam. Duduk di teras dengan segelas teh panas dan suara mp3. Memandang langit malam yang tak berbintang, sementara bulan tampak malu-malu bersembunyi di balik awan. Angin semeribit me… Read More
  • 22:37 Meskipun aku bukanlah pembaca cepat, namun lihatlah sudah banyak cerita yang sudah selesai dibaca. Wattpad sangat memanjakanku, di sini ada berbagai macam cerita dan hampir semua gender sudah aku baca bahkan sampa… Read More
  • Sepeduli Apa Seh ???! Masker. Benda satu ini sudah setahun belakangan ini menjadi primadona, bahkan tanpa di sadari sudah menjadi bagian dari keseharian sampai ada peraturan yang mengikat dan mengharuskan untuk tetap memakainya. Padaha… Read More
  • Langit malam Sinar bulan malam ini terlihat begitu terang. Langit tidaklah bisa dibilang cerah, namun awan tak mampu menutupi sinarnya yang terlihat begitu indah. Ketika nenengok ke luar dari jendela aku merasa di luar lebih terliha… Read More
  • Coba sapa hujan Bulan ini sudah beberapa kali turun bujan yang termasuk deras. Sore ini juga hujan turun cukup lebat dan lama. Melihat langit abu-abu dan hujan yang menutup sebagian pandangan rasanya ingin lompat keluar dan hujan-hu… Read More

0 komentar:

Posting Komentar