27/05/14

Wisata Dieng

Weekend pun tiba saatnya acara wisata bersama teman-teman kantor sebagai salah satu agenda memperingati hari jadi perusahaan setelah sebelumnya pada hari H diadakan aksi donor darah dan baru tanggal 24-25 mei acara senang-senangnya. Tahun ini tujuan wisata jatuh ke Dieng yang masuk daerah Banjarnegara kabupaten Wonosobo, masih ikut Jawa Tengah.

Kumpul di kantor jam 07.00 dan rombongan akan berangkat jam 07.30 gara-gara malam enggak bisa tidur, baru bisa tidur sekitaran jam 2 - 3an walaupun alarm sudah berbunyi yang aku setting jam 06.00 tapi tidak buru-buru siap-siap hingga hampir saja telat, sampai kantor pas jam 08.30 teng.


Berangkaaaat..... Mengingat medan yang berbukit dan jalan kecil dan berliku sehingga perjalanan kali ini tidak menggunakan bus melainkan mobil, ber iring-iringan 7 mobil konvoi. Kebetulan mobil yang aku tumpangi bertindak sebagai pengunci yang berjalan paling belakang sendiri tidak boleh nyalip apalagi ngebut, karena aku orangnya pendiam (yang baca dilarang ketawa dan dilarang protes, kalau cuma senyum boleh tapi dikit aja lho dan gak pake bayangin ya) makanya di dalam mobil dari berangkat hanya diam mendengarkan alunan musik sambil melihat pemandangan di luar. Iring-iringan gini andai bawa motor pastinya lebih nendang deh, bicara dengan diri sendiri mengingat abu, tangan rasanya gatal pengen geber abu berpetualang ke dunia antah berantah. Satu mobil isinya enggak sama ada yang 6 orang, 5 orang dan ada juga yang hanya 4 orang karena jumlah peserta yang ikut tak lebih dari 36 orang ini karena ada pemboikotan 1 team yang alasannya tak jelas. Mobilku berisi 5 orang dengan 3 cowok dan 2 cewek termasuk aku, asiknya lagi Dinda yang duduk di sampingku anaknya super aktif dari awal berangkat hingga sampai ke rumah makan sebagai agenda pertama Dinda tak henti-hentinya bernyanyi mengikuti alunan lagu yang di putar.

Hikh hikh hikh sungguh perjalanan ini membuatku pusing, mendengar spiker yang cempreng dan keras yang paling enggak nahan lagu yang di putar bikin nyesek, hampir separo perjalanan di iringi dengan suara Judika  apalagi pas lagu aku yang tersakiti dan ku tak mampu jleeeeb...., inget dan kangen (dia). Sekuat hati dan tenaga menahan agar tak ada yang meledak, bisa namun sempat beberapa kali menghela napas panjang. Setelah bosan dengan lagu Judika beralih ke lagu Bunga Citra Lestari yang sama sekali enggak aku suka jadi ya aman tapi itu tak lama beralih lagi dengan lagu campur-campur koleksi Dinda, yaah sebodo amat lah tinggal tidur saja dengan harapan cepat sampai kepala sudah mulai pusing.



Jalan yang enggak begitu ramai membuat rombongan tiba lebih cepat, perjalanan ditempuh kurang dari 3 jam. Jadwal makan siang dimulai jam 11.00 dari pada nganggur sebagian pada sibuk foto-foto dan seperempatnya lagi memilih untuk duduk manis di lobby. Karena aku tidak ada teman, celingak-celinguk melihat semuanya lagi pada asik dengan sobatnnya sendiri-sendiri lalu aku bagaimana...?! Aku orang bebas tak terikat sama siapa pun mau kemanapun terserah aku, nikmati kesendirian tapi kayak orang hilang juga lama-lama, makanya aku memilih gabung dengan pasukan staf depan belakang (depan: scurity, belakang OB dan CS) yang semuanya cowok. Pasti pada nebak aku ikut yang lagi bernarsis ria deh, hehehe...., ga salah tapi juga tidak sepenuhnya benar karena aku kali ini tidak ikutan bergaya hanya sebagai pemegang kendali membidik kamera saja untuk teman-teman itu juga tidak banyak hanya beberapa jepretan doank. Tempatnya asik juga dengan latar belakang gunung, taman yang ditumbuhi rumput pohon dan bunga, kolam ikan yang ada pancurannya, dan juga gazebo di beberapa sudut serta ayunan juga ada apalagi udaranya sedikit dingin, enak pake buanget deh disini.


Kesenangan menikmati pemandangan bubar jalan seketika ketika di lobby panitia atau EO membagi-bagikan syal dan kupluk sebagai souvenir. Mulai deh pada berebut memilih warna, siapa cepat dapat memilih yang belakangan dapat sisa. Karena sudah mendapat kupluk kali ini kupluk ungu yang setia menemani petualangku istirahat dulu ya di tas, padahal sudah di bawa jauh-jauh namun hanya sembunyi di tas bareng peralatan mandi dan pakaian ganti. Kupluk unguku hampir mirip punya Dinda tapi warnanya lebih gelapan punyaku dikit, maka dari itu juga salah satu alasan mengapa kupluk unguku gak aku pake. Namun kali ini aku tak salah memakai sepatu, sepatu ungu motif polkadot seperti bolang tahun lalu gara-gara tergesa-gesa sampai lupa ganti sepatu yang aku simpan di jok motor.


Selepas makan siang perjalanan berlanjut kehome stay pondok teh Tambi. Jalan yang sempit, agak rusak dan menanjak. Namun selama perjalanan disajikan pemandangan gunung Sindoro dan gunung Sumbing, langit biru komplit dengan awan yang berarak-arakan. Di tengah perjalanan di jalan yang menanjak rombongan terjebak macet karena ada bus mogok dan posisi jalan yang sempit tidak memungkinkan untuk bisa lewat, sehingga oleh EO disarankan untuk lewat jalan lain. Untung pakai mobil sehingga bisa melewati jalan kampung yang hanya muat oleh satu mobil  saja. Mobil masih beriring-iringan, namun ada kejadian unik mobil yang ada di depanku yang dikemudikan Pak Bowo saat berpapasan dengan penjual jamu pikirku mobil berhenti untuk memberi jalan penjual jamu lewat eeh ternyata bapak penjual jamu yang menggunakan sepeda ontel itu juga ikut berhenti di sebelah mobil dan meracik jamu, ternyata mobil Pak Bowo lagi beli jamu, hahahhaa..... (sayang lupa ambil gambarnya, melewatkan satu momen langka) Aneh-aneh bae yaaah.


Tak lama tibalah di pondok, saatnya pembagian kamar. Aku sekamar dengan Muji tapi orangnya enggak jadi ikut karena alergi dingin. Bagai di sarang penyamun, aku mendapat kamar di antara cowok-cowok dan sendirian pula agak sungkan juga seh sebenarnya, pikirku apa aku salah kamar mengapa dapat kamar diantara cowok-cowok ?! Namun akhirnya aku diajak tukeran kamar oleh pak Toti yang bernasip kebalikan denganku mendapat kamar di barisan cewek-cewek tapi masih mending pak Toti kamarnya ada di ujung lha aku pas di tengah-tengah hayoooo.... Ketika mau pindahan mba Widya menghampiriku dan memastika apakah aku benar ingin tukeran dan mba widya juga menyuruhku untuk tidak pindah dari kamar semula sambil memberikan kode dengan kedipan mata. Sampai-sampai pake acara debat dengan Antok yang mengusulkan untuk bertukar tempat dengan Pak Toti. Ketika sudah pindah di kamar baru mba Widya baru bilang kalau aku menang sengaja di pilihkan kamar disana yang jauh lebih bagus dan lebih luas harganya juga lebih mahal tentunnya ketimbang yang aku tempati sekarang. Memang seh kamarnya lebih luas sana dan televisinya juga lebih gede tapi buatku sama saja toh aku juga mendapat tempat tidur lega yang hanya aku tempati sendiri (untung tempat tidurnya jadi satu bukan yang sendiri-sendiri)

Mengatahui aku sekamar sendirian Arum mengusulkan untuk tidur denganku katanya enggak mau tidur dengan suaminya, kebetulan suami istri ini kerja dalam satu kantor tidak hanya suami istri deng kakak Arum juga bekerja di tempat yang sama (bagai perusahaan keluarga ya), daripada ribut aku iyakan saja buatku juga gak masalah tidur berdua. Sebelum menginjak acara selanjutnya saatnya foto bersama dulu.


Oh ya di penginapan ini disediakan teh hasil petikan dari kebun teh yang ada di sini rasanya mantep deh, bersantai di sore dengan secangkir teh cemilannya oreo untuk mengusir hawa dingin yang sudah mulai datang. Teh asli belum ada campuran apa pun, untung masih kebagian air panas karena depan kamarku tadinya sudah di buat nongkrong cowok-cowok untuk menikmati segelas teh hangat sambil bergiliran sholat di mushola samping kamar. Walaupun di depan kamar masing-masing sudah di sediakan tapi namanya cowok apa pun di hajar sampai habis. Di pondok ini tidak di sediakan air putih, hanya teh hangat itu pun cuma sekali atau satu termos doank. Dan aku hanya kebagian secangkir, tinggal dikit sudah di kuras otong.


Setelah sesi pemotretan, saatnya bersantai sejenak, sepertinya langsung pada tidur karena aku tak mendengar satu percakapan pun, mengintip dari balik jendela teras sunyi senyap tak ada satu orangpun beralulalang. Ngantuk ingin rasanya tidur tapi mata gak bisa diajak kompromi walaupun mp3 sudah mengalun. Untuk menghilangkan pusing yang masih terasa setelah perjalanan tadi kucoba memejamkan mata walau tidak tidur hingga jam 3 sirine toa sudah mulai meraung-raung yang dibunyikan mas Tanto selaku tour guide sudah memanggil untuk berkumpul.


Muka-muka bantal yang bersemangat untuk jalan-jalan di kebun teh. Mau jalan-jalan tapi pada belum mandi (termasuk yang cerita) kalaupun ada pastinya hanya segelintir saja mengingat udara yang sejuk bercampur dingin yang mulai datang merebak seiring matahari yang mulai bergeser di ufuk barat, lagian juga mau jalan-jalan tar juga keringatan lagi mandi lagi deh bisa kering kulit keseringan mandi. Oh ya ngomongin kering handbodyku laris manis di serbu cowok-cowok terutama Antok tu pake handbody kaya luluran buanyak pake buanget alasannya biar enggak hitam emang dari sononya sudah hitam kali, lagian ngapain juga takut hitam kalau kulitnya putih tar juga balik hoo hoo hooo.....

Acara selanjutnya di hari pertama :
~ Tambi Factory Tour
~ Jalan-jalan di kebun teh
~ Api Unggun

Hari ke dua:
~ Menikmati sunrise puncak Sikunir
~ Wisata Telaga Kecebong
~ Dieng Planteau Theater
~ Wisata Telaga Warna
~ Wisata Candi Arjuna
~ Wisata Kawah Sikidang

Menikmati acara dengan kebebasan tak terikat ataupun tergantung dengan yang lain, kemana pun acara ya asal jalan saja nanti juga di jalan ketemu teman-teman yang lain toh orangnya enggak segelintir tapi banyak. Tapi memang untuk mengantisipasi dan sebagai korban aku memilih Otong karena dia nurut bila aku ajak kemana-mana seperti tahun kemaren waktu acara di WBL (Wahana Bahari Lamongan) aku juga jalan sendiri dan baru di jalan ketemu Otong baru deh mengajaknya jalan bareng hingga balik. Tapi wisata Dieng kali ini aku jalan bukan hanya dengan Otong terus malah hanya pas di kebun teh saja itu juga pas petualangan di kebun teh juga ada pak David kok jadi kalau ada yang bilang jalan terus sama Otong itu salah apalagi sampai ada yang beranggapan kalau aku pacaran dengan Otong wkakakaka....lebih salah besar lagi tu orang Otong juga sudah punya anak istri weeeek..... Coba baca seluruh kisah wisata Dieng kali ini pasti tau.

Bagai mengucapkan selamat jalan, hujan turun dengan sangat derasnya mengiringi perjalanan kita menuju kota asal Semarang. Horeee hujan...., sampai-sampai acara makan siangku disambi melihat hujan dari jendela kantin yang cukup besar puas deh lihatnya untung tidak bocor sup bisa nambah kuah. Tak puas liat dari balik jendela, ganti berdiri mematung di depan pintu. Oh ya ada ada insiden kecil lho disini Dinda pingsan hingga di bopong ke mobil tapi ke mobil lain nah berkurang satu penumpang mobil. Pulaaaang, sepanjang jalan merem saja lah, rombongan sudah gak beraturan mencar sendiri-sendiri saling kebut dan salip melihat mobil yang di kemudikan Parno dan Apri miris gila ngebutnya tak beraturan. Dan satu lagi spot jantung ketika mobil yang di Kemudikan pak David, jelas itu mobil yang aku tumpangi hampir saja tabrakan. Ngebut tapi sopan dan waspada ya pak. Jam 7 malam baru sampai rumah bertepatan dengan adzan, niatnya mandi langsung tidur tapi berhubung ada Om dan sepupu ya sudah deh ngobrol-ngobrol dulu baru tidur jam 12an mungkin padahal jam 6 teng mesti sudah ada di kantor, ajiiiiip bener ni badan. Agendakan cari daerah jajahan baru dan lengkapi koleksi pantai, bukit pribadi, tapi lagi penasaran sama susur Goa ni tapi kali ini mesti bisa ambil bonus candi seperti biasanya. Bisa ga ya cuti seminggu untuk bolang biar puaaaaaaas....

Buat Tika dan Mba Widya pinjam beberapa fotonya ya. Untuk melihat foto-foto yang lain klik disini

0 komentar:

Posting Komentar